Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anies soal Keistimewaan Pasir di Lintasan "Equestrian Park"...

Kompas.com - 02/08/2018, 15:03 WIB
Jessi Carina,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasir yang digunakan untuk lintasan berkuda di Jakarta International Equestrian Park (JIEP) bukan pasir biasa.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pasir tersebut bisa membuat kuda bebas berlari tanpa khawatir cedera ketika terjatuh.

"Kalau kita jalan itu empuk. Katanya kalau kuda itu loncat dan jatuh, maka dia tidak terbenam dan kuda berikutnya pun bisa menggunakan tanpa terbenam," ujar Anies di JIEP, Pulomas, Jakarta Timur, Kamis (2/8/2018).

Baca juga: Anies Ceritakan Beratnya Syarat Equestrian Pulomas Jadi Venue Asian Games...

"Dan kudanya tentu saja enggak cedera," tambah dia.

Anies mengatakan, pasir yang ada di lintasan kuda itu dibawa langsung dari Bangka.

Kemudian dicampur dengan biotekstil yang dibawa dari Jerman. Kelembaban pasir itu juga terjaga sehingga teksturnya menjadi elastis.

Baca juga: Diresmikan, Jakarta Kini Punya Equestrian Park Berstandar Internasional

"Sehingga dia tetap memiliki standar yang sama meski digunakan untuk kuda pertama, kedua, ketiga, keempat," kata Anies.

Adapun, kuda-kuda yang akan berlaga dalam Asian Games ini kebanyakan berasal dari Eropa. Meskipun atletnya berasal dari kawasan Asia seperti Cina, Jepang, dan Korea.

Presiden Direktur PT Pulomas Jaya Bambang Nursalim mengatakan, kuda-kuda Eropa itu akan tiba di Indonesia pada 10 Agustus.

Baca juga: Pemprov DKI Alihkan Potong Kurban di Sekitar Equestrian ke RPH Dharma Jaya

Beberapa kuda dari Asia sudah datang dan sedang dikarantina di daerah Cinere, Depok.

"Sekitar 120 kuda yang akan datang dari 20 negara," kata Bambang.

Kapasitas kuda di Equestrian Park ini sendiri adalah 156 ekor. Jakarta International Equestrian Park disebut sebagai salah satu equestrian park terbaik di Asia.

Anggaran untuk membangun tempat ini mencapai Rp 417 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com