Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kapitra Ampera soal Bom Molotov di Rumahnya Semalam...

Kompas.com - 07/08/2018, 10:29 WIB
Sherly Puspita,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suara Kapitera Ampera masih bergetar saat Kompas.com menghubunginya tadi malam, Senin (6/8/2018).

"Tadi ada yang ngelempar molotov ke arah garasi rumah saya. Tadi sekitar jam 19.20," ujar Kapitra saat itu.

Saat itu Kapitra belum dapat menjelaskan secara detail terkait kronologi pelemparan bom molotov di rumah yang terletak di Jalan Tebet Dalam Timur, Jakarta Selatan tersebut.

Ditemui di kediamannya, Kapitra menjelaskan kronologi lemparan molotov tersebut berdasarkan rekaman CCTV dinsekitar garasi rumahnya.

Baca juga: Pasca Pelemparan Bom Molotov, Kapitra Minta Rumahnya Tak Perlu Dijaga Polisi

Dari rekaman kamera CCTV yang terpasang di halaman rumahnya, kata Kapitra, ada empat orang yang menggunakan dua sepeda motor berhenti di depan rumahnya. Keempat orang tersebut diduga pelaku pelemparan molotov.

Keempat orang tersebut mengenakan helm dan menggunakan masker sebagai penutup wajah. Salah satu pelaku yang diduga eksekutor mengenakan ransel dan menggunakan baju berwarna putih.

"Satu motor menyisir, yang satunya lagi eksekusi. Pelakunya ada empat orang, persis di depan rumah melakukan pelemparannya," ujar Kapitra di depan kediamannya, Senin malam.

Berdasarkan rekaman tersebut, satu pelaku yang berada di seberang rumah Kapitra kemudian pergi, diikuti dengan motor lainnya sembari melemparkan dua bom ke halaman rumah Kapitra.

Baca juga: Sebelum Pelemparan Bom Molotov, Kapitra Mengaku Sering Diteror Melalui Pesan Singkat

Kejadian berlangsung selama 7 menit, dimulai pukul 19.20 saat para pelaku datang dan pukul 19.27 saat salah satu terduga pelaku melakukan pelemparan dan kemudian pergi.

Kapitra mengatakan, kejadian itu berlangsung saat Ia pergi ke masjid.

"Posisinya saya keluar, Bu Yanti (asisten rumah tangga) tutup pintu, kemudian masuk, lalu ada ledakan. Untung enggak kena dia," ujar Kapitra.

Benda yang diduga bom molotov di rumah pengacara Kapitra Ampera. Dokumen Pribadi Kapitra Ampera Benda yang diduga bom molotov di rumah pengacara Kapitra Ampera.

Kapitra mengatakan, satu bom yang dilempar tidak jadi meledak. Namun, bensin yang berada di dalam botol berceceran di halaman rumahnya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, polisi telah melakukan olah TKP. Meski demikian polisi masih menyelidiki siapa dan apa motif pelaku melakukan pelemparan ini.

Baca juga: Kronologi Pelemparan Bom Molotov di Rumah Kapitra Ampera

Kapitra mengaku menerima ancaman

Pria yang juga merupakan pengacara Rizieq Shihab ini mengaku cukup sering mendapat teror berupa ancaman melalui pesan singkat setelah mencalonkan diri sebagai calon legislatif DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com