JAKARTA, KOMPAS.com - "Siap-siap ya, musiknya juga disiapkan," kata Solahhudin, guru olahraga SMK Jaya Jakarta, Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara, Kamis (16/8/2018) malam.
Solahhudin memerintahkan murid-muridnya yang duduk-duduk di trotoar depan Mall of Indonesia (MOI) setelah kelelahan menunggu kedatangan obor Asian Games 2018 yang dijadwalkan melintas di kawasan itu.
"Saya dapat info api sudah sampai di pos sembilan di depan mal Artha Gading, nah di sini kan pos 10 jadi pasti sebentar lagi," ujar Solahhudin sambil lekat melihat ke layar ponselnya.
Baca juga: Pawai Obor Asian Games di Jakarta Utara Berakhir di GOR Sunter
Namun, di tengah-tengah keseriusan itu, seorang muridnya menimpali perintah sang guru.
"Wah Pak, yang main musik lagi enggak ada," ujar sang murid.
"Waduh gimana ini? Ya sudah yang lain langsung berdiri dulu," tambah Solahuddin.
Pria bertubuh tegap ini mengatakan, dia membawa 100 orang anak muridnya untuk menyambut obor Asian Games.
Bahkan secara khusus, Solahuddin mempersiapkan belasan muridnya yang mengikuti ekstra kurikuler pencak silat mengenakan seragam bela diri itu untuk meramaikan ajang empat tahunan tersebut.
Raut lelah sudah terlihat di wajah para penyambut obor termasuk para murid-murid Solahhudin.
"Kami sudah di lokasi pukul 15.00. Kami memang lelah, tetapi karena kami diminta ikut meramaikan kami tetap menunggu. Kami juga tak mau nama sekolah kami jelek," ujar Solahhudin.
Ternyata, setelah para penyambut berdiri bersiap membentuk barisan di sisi kiri dan kanan jalan, yang melintas hanya mobil dan sepeda motor petugas kepolisian, tak ada obor.
Suara-suara kekecewaan langsung terdengar. Sebagian orang kembali duduk di trotoar dan sebagian bertahan untuk tetap berdiri.
Baca juga: Warga Sambut Meriah Obor Asian Games yang Dibawa Menkumham di Jakarta Utara
Salah satu tim penyambut adalah SMA Marie Joseph, Kelapa Gading yang mengerahkan 136 orang siswanya untuk ajang ini.
"Dua minggu lalu koordinasi di kecamatan (Kelapa Gading), dan untuk titik ini ada empat sekolah yang harus menyambut," kata Suster Odilia KFS, kepala sekolah SMA Marie Joseph.