Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Sambangi Halim Perdanakusumah Minta Diberangkatkan ke Palu

Kompas.com - 01/10/2018, 18:55 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah keluarga korban gempa Donggala dan tsunami Palu mendatangi Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Senin (1/10/2018).

Para keluarga korban meminta diberangkatkan ke Palu dengan pesawat Hercules milik TNI AU.

Junaedi (42) mengaku sudah mendatangi Lanud Halim Perdanakusumah sejak pukul 01.00 untuk mengurus keberangkatan ke Palu.

Baca juga: Pasca-Gempa dan Tsunami, Baru 5 SPBU yang Beroperasi di Palu

Ia ingin mencari ibu dan saudara lainnya yang masih belum memberikan kabar. 

"Saya dari jam 1 pagi di sini. Tadi sudah didata, tetapi sampai sekarang belum bisa (berangkat). Saya semalam sudah mohon-mohon karena keluarga saya di sana belum ada kabar, makanya saya mau ngecek," ujar Junaedi, Senin.

Ia mengaku datang ke Lanud Halim setelah mendapatkan informasi dari teman-temannya yang sudah berangkat lebih dulu ke Palu.  

Baca juga: Indosat Layani Telepon Gratis dan Mobil Klinik di Daerah Gempa Palu

"Kami posisi begini hanya minta tolong agar bisa berangkat, karena kami tahu dari teman-teman yang di Makassar ada pesawat Hercules khusus keluarga untuk ke Palu, yang penting ada KTP, makanya kami coba. Karena di sini (Jakarta) pun sudah ada teman-teman yang ke sana," kata dia. 

Selain Junaedi, Warda (43) keluarga korban lain juga menunggu di Lanud Halim Perdanakusumah. 

Ia sebelumnya sudah membeli tiket pesawat komersil untuk menjenguk keluarganya. Namun, keberangkatan dibatalkan lantaran penerbangan ditiadakan.

Baca juga: Pemprov Sulut Kirim Bantuan bagi Korban Gempa dan Tsunami di Palu

"Saya bukan mau cari (penerbangan) gratis, tetapi karena pesawat komersil enggak bisa (berangkat). Padahal kami sudah beli tiket berangkat tanggal 29 September, tetapi enggak bisa berangkat, saya refund tiket," ujar Warda.

Warda mengatakan, para keluarga korban harus meminta surat izin di Mabes TNI Cilangkap untuk dapat berangkat ke Palu. 

Ia masih belum mendapat kepastian untuk bisa berangkat.

Baca juga: Gempa Palu Sebabkan 2,491 Rumah di 2 Perumahan Ambles

"Keluarga saya di sana misah-misah, yang ada kabar cuma adik saya," kata dia. 

Keluarga korban lainnya, Syahril (39) mengaku sudah didata pihak Lanud Halim Perdanakusumah dan menyangka akan diberangkatkan. 

Namun, ia belum mendapat kepastian berangkat hingga kini. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com