Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo-Sandiaga Diminta Tak Abaikan Ancaman PKS DKI jika Ingin Menangi Pilpres

Kompas.com - 01/11/2018, 06:50 WIB
Jessi Carina,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dinilai tidak niat memenangkan Pemilihan Presiden 2019 jika mengabaikan ancaman Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, ancaman PKS ingin mematikan mesin partai jika tak mendapatkan posisi wakil gubernur DKI Jakarta berdampak besar terhadap pilpres.

"Kalau memang akhirnya Gerindra memaksakan untuk tetap (mendapatkan posisi) wagub, artinya memang Pak Prabowo sudah tidak berniat menang lagi di pilpres," ujar Hendri kepada Kompas.com, Kamis (1/11/2018).

Baca juga: Gerindra Diminta Tanda Tangani Kesepakatan 2 Cawagub DKI dari PKS

Hendri mengatakan, Prabowo seharusnya paham untuk menjaga kekuatan internal koalisi.

Prabowo dinilai hanya ingin membesarkan Partai Gerindra jika tetap mengambil posisi wagub DKI Jakarta.

Hendri menyebut, PKS sudah beberapa kali mengalah selama perjalanan koalisinya dengan Gerindra.

Baca juga: Teka-teki 2 Nama Cawagub DKI yang Disepakati Gerindra dan PKS

PKS yang merupakan petahana di Jawa Barat rela tidak mencalonkan jagonya pada pilkada.

Alih-alih mencalonkan kadernya sebagai cagub, PKS memberikan keleluasaan kepada Partai Gerindra untuk menentukan sosok cagub itu.

Ahmad Syaikhu yang merupakan kader PKS mendapatkan posisi cawagub mendampingi Sudrajat.

Baca juga: Kata Triwisaksana soal 2 Nama Cawagub DKI yang Disepakati PKS dan Gerindra

Selain itu, kata Hendri, PKS juga mengalah saat penentuan capres dan cawapres pada Pilpres 2019.

PKS harus berbesar hati menerima Sandiaga Uno yang merupakan kader Gerindra untuk mengambil posisi cawapres.

"Cawapresnya Gerindra, ketua pemenangannya Gerindra, semuanya Gerindra. Jadi kalau misal mau diambil juga wagub Jakarta, artinya semuanya untuk Gerindra. Makanya tidak ada niatan untuk menang pilpres, hanya membesarkan Gerindra saja," kata dia. 

Menang hanya bonus

Tanpa dukungan penuh dari PKS, peluang Prabowo-Sandiaga memenangkan pilpres menjadi berkurang.

Hendri khawatir akhirnya PKS sekadar mengusung agar tidak mendapatkan sanksi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri SatrioKOMPAS.com/Nabilla Tashandra Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio
"Setelah itu mereka berjuang untuk pemilihan legislatif saja. Kan masih ada tugas lain, ini kan tidak melulu tentang presiden," ujar Hendri.

Baca juga: Semakin Mengerucut, PKS dan Gerindra Sepakati 2 Nama Cawagub DKI

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com