Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memasuki Musim Hujan, Harga Sayuran di Depok Naik hingga 2 Kali Lipat

Kompas.com - 21/11/2018, 23:07 WIB
Cynthia Lova,
Icha Rastika

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Memasuki musim hujan, harga sayuran, seperti kol, mentimun, wortel, kacang panjang, brokoli, dan labu di Pasar Cisalak, Depok, Jawa Barat mengalami kenaikan.

Anis, salah satu pedagang sayuran di Pasar Cisalak, mengatakan bahwa harga sayuran ini sudah naik dari sepekan lalu.

“Sudah ada semingguan lebih harga sayuran jadi dua kali lipat,” ucap Anis di Pasar Cisalak, Jalan Koja, Depok, Jawa Barat, Rabu (21/11/2018).

Baca juga: Jokowi: Dicek Saja ke Pasar, Inflasi Rendah, Bagaimana Harga Mau Naik?

Anis mengatakan, harga kol yang biasanya Rp 6.000 per kilogram menjadi Rp 12.000 per kilogram.

Sementara itu, harga wortel menjadi Rp 15.000 per kilogram dari semula Rp 7.000 per kilogram.

Kemudian, harga mentimun jadi Rp 1.000 per kilogram dari Rp 600 perkilogram dan sawi hijau yang tadinya Rp 4.500 per kilogram menjadi Rp 12.000 per kilogram.

“Kalau mahal kaya begini, pasar sepi pembeli, biasanya mah pagi sudah ramai yang beli, ini saya dari tadi pagi baru 3 orang yang beli,” ucap Anis siang tadi.

Fadli, penjual sayuran lain di Pasar Cisalak,  mengatakan, cuaca tak menentu akhir-akhir ini mengakibatkan kualitas sayuran kurang bagus.

"Cuacanya lagi kurang bagus kan, kadang panas terus tiba-tiba hujan. Kayak begini membuat sayuran pada bolong-bolong, kayak sawi, mentimun pada bintik-bintik," ucap Fadli.

"Konsumen maunya yang bagus terus murah ya jadinya agak sulit juga kita dari sananya cari yang bagusnya," kata dia.

Belum lagi, kata dia, pelanggan kerap protes ketika diberi tahu bahwa harga sayuran naik.

Ia pun menyiapkan trik agar pelanggan tidak kaget karena harga sayuran yang naik.

“Biasanya kalau naik harga sudah naik modalnya saya beli, biasanya saya jualnya kalau ke pelanggan belum naik dulu. Saya beri tahu dulu, besok naik nih harga sayuran," ucap Fadli.

Baca juga: Jokowi: Kalau Harga Rendah Kasihan Petani, kalau Terlalu Tinggi Masyarakat Kasihan

Sementara itu, Siti Aishyah, mengatakan bahwa kenaikan harga membuat pelanggannya mengurangi jumlah pembelian.

Ia pun menyebut sayuran lain yang naik harganya, seperti tomat jadi Rp 12.000 per kilo dari Rp 8.000. 

Ada juga bawang merah yang jadi Rp 30.000 per kilogram dari harga Rp 26.000 per kilogram.

“Iya kalau begini mah konsumen yang biasanya beli satu kilo cabe rawit, jadi beli setengahnya. Malah ada konsumen yang bilang mendingan beli sayur mateng di warteg Rp 5.000 juga sudah banyak,” tutur Siti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com