Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Persepsi PKS dan Gerindra soal "Fit and Proper Test" Cawagub DKI

Kompas.com - 30/11/2018, 12:12 WIB
Nursita Sari,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kursi wakil gubernur DKI Jakarta masih kosong setelah ditinggalkan Sandiaga Uno yang mengundurkan diri untuk maju sebagai calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden 2019.

Partai pengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra, belum juga menentukan dua nama kandidat wagub baru.

Kedua pihak baru menyepakati kursi wagub milik PKS. Mereka juga sepakat akan menggelar uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) untuk memilih dua kandidat wagub.

Namun, persepsi kedua pihak soal fit and proper test rupanya berbeda.

Ketua Dewan Syariah PKS DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi mengatakan, sejak awal, PKS DKI memahami fit and proper test sebagai perkenalan kandidat wagub yang diusulkan PKS kepada Gerindra, bukan untuk menyeleksi calon.

Baca juga: Surati Gerindra, PKS Beri 2 Nama Cawagub DKI yang Mereka Usung

Saat wacana fit and proper test muncul, lanjut Suhaimi, Gerindra menyebut hal itu sebagai obrolan internal antara kandidat wagub PKS dengan Gerindra DKI.

Oleh karenanya, Ketua DPW PKS DKI Jakarta Syakir Purnomo saat itu langsung menyetujui rencana fit and proper test.

"Disampaikan waktu itu, orang kita ngobrol saja begitu, internal saja, makanya oleh Pak Syakir langsung sambut. Tapi kalau fit and proper sampai kepada pembatalan (cawagub), terus nanti kalau enggak lulus, ada yang maju lagi, ya itu agak berbeda persepsi," ujar Suhaimi, Rabu (28/11/2018).

Karena perbedaan persepsi itu, PKS DKI akhirnya mengundang Gerindra DKI bertemu pada 4 Desember 2018.

Pertemuan itu dilakukan untuk menyamakan persepsi pemilihan dua kandidat wagub DKI, termasuk mekanisme fit and proper test.

"Kami berharap setelah tanggal 4 itu banyak hal yang bisa di-clear-kan. Menyamakan persepsi, mengungkapkan unek-unek, menyampaikan saran dan kritik," kata Suhaimi.

Baca juga: PKS Tak Ingin Fit and Proper Test Cawagub DKI Gugurkan Calonnya

Kata Gerindra

Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Syarif mengakui, Ketua Gerindra DKI Mohamad Taufik pernah menyampaikan soal obrolan santai dalam fit and proper test. Namun, Syarif menyebut bukan berarti fit and proper test hanya berupa perkenalan dan obrolan.

"Pak Taufik waktu tanggal 5 November mengatakan ngobrol santai, perkenalan, saya enggak bantah ada pernyataan itu. Tapi, yang dimaksud fit proper itu enggak begitu juga," kata Syarif.

Fit and proper test, lanjut dia, harus digelar sebagaimana lazimnya tes tersebut. Ada kriteria dan bobot nilai yang harus dipenuhi kedua kandidat wagub yang nantinya akan dipilih oleh DPRD DKI Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com