Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Kasus Kekerasan Anak, Pemkot Jaktim Buka 5 Pos Pengaduan

Kompas.com - 11/01/2019, 13:45 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Suku Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Jakarta Timur Fetty Fatimah mengatakan, pihaknya sudah melakukan beberapa upaya preventif agar kekerasan anak di Jakarta Timur bisa ditekan.

Pemkot membuka pos pengaduan di lima tempat bagi anak yang mengalami kekerasan.

"Untuk melakukan pendampingan ini, kami membuka pos-pos pengaduan. Di Jaktim ada lima pos pengaduan. Gunanya agar kalau ada kejadian, pengaduannya dekat. Kalau ke Dinas kan terlalu jauh ya," ujar Fetty saat ditemui di kawasan Bidara Cina, Jakarta Timur, Jumat (11/1/2019).

Baca juga: 3 Anak yang Alami Kekerasan di Bidara Cina Diberi Pendampingan Psikologis

Kelima pos tersebut berada di Rusun Tipar Cakung, RPTRA Pulo Gebang, RPTRA Cipinang Besar Selatan, RPTRA Kampung Pulo Asri, dan di RPTRA Ciracas Timur.

"Di sana ada konselornya yang juga bisa melakukan pendampingan ke kecamatan di sekitarnya. Nanti tiga pendamping tugasnya berbeda. Pertama ada konselor, pendamping korban, dan para legal yang mengurus kasus hukumnya dari sarjana hukum," kata dia.

Selain itu, pihaknya memiliki badan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) yang siap melakukan pendampingan psikologis bagi anak.

"Kami sudah membentuk badan. Malah dulu P2TP2A ini berupa lembaga UPT dari 2 tahun lalu, di bawah Dinas PPAPP. Nanti akan ada pendampingan," lanjutnya.

Ia pun berharap semua tempat bisa menjadi ramah anak. Meskipun kekerasan terhadap anak sering tak dapat dihindari.

"Kami telah melakukan sosialisasi ini di RPTRA-RPTRA, bahwa kami menyampaikan tentang anak harus dilindungi. Kami ke sekolah-sekolah, jadi kami mengharapkan semua tempat ramah anak," tutup Fetty.

Dalam waktu sepekan terakhir, dua kasus kekerasan anak terjadi di Jakarta Timur.

Kasus yang pertama adalah seorang bayi perempuan dua tahun tewas setelah dianiaya dan dilempar dari ketinggian 1,5 meter di Gang Naserih, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (1/1/2019).

Bayi yang diketahui berinisial AC ini tewas dianiaya oleh tetangganya sendiri yang memiliki gangguan jiwa.

Ia sempat dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk mendapat perawatan medis. Namun, sayangnya nyawa anak tunggal dari pasangan Julia dan Zichamudin tersebut tak terselamatkan setelah sempat koma selama satu malam.

Peristiwa kedua adalah tiga orang anak yang dimaki dan disentil berulang kali oleh tetangganya sendiri di Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur.

Baca juga: KPAI Gandeng Dinsos Pulihkan Trauma 3 Anak di Bidara Cina yang Alami Kekerasan

Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (6/1/2019) lalu, saat korban yang berinisial JUN tengah bermain bersama dua orang temannya, yaitu F (4) dan S (4) di depan rumah pelaku.

Ketiganya kemudian melihat bunga berwarna merah muda yang halaman rumah pelaku. Mereka pun tertarik dan langsung memetiknya.

"Saat memetik, ternyata dilihat pemilik rumah. Anak kami sudah mencoba mengembalikannya, namun malah disentil berkali-kali di muka dan telinga," ucap salah satu orangtua korban Siti Rohayati saat ditemui awak media, Rabu (9/1/2019).

Dari kejadian tersebut, ketiga anak tersebut menjadi trauma hingga enggan untuk keluar rumah dan bermain seperti biasanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com