Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ERP, Tak Lagi Jadi Prioritas Pemprov DKI Kurangi Kemacetan...

Kompas.com - 15/01/2019, 07:44 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penerapan Electronic road pricing (ERP) atau teknologi jalan berbayar elektronik terancam akan molor kembali.

Proyek ERP sudah bertahun-tahun didengungkan.

Ketika Joko Widodo menjabat Gubernur DKI Jakarta, program ini dipercaya menjadi solusi mengentaskan kemacetan Jakarta.

Baca juga: Lelang ERP Molor, Anies Bilang Tak Ingin Bermasalah

Pada pertengahan 2014, sudah ada dua perusahaan yang melakukan uji coba, yakni Kapsch dari Swedia dan Q-free dari Norwegia. 

Pada masa Sumarsono menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, pergub ERP direvisi.

Revisi dilakukan karena ada kritik Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Lelang bermasalah

Proses pengadaan yang dua kali dikritik KPPU itu akhirnya terbukti bermasalah.

Kapsch dan Q-free mengundurkan diri dari lelang. Sementara itu, tersisa, PT Bali Towerindo Sentra.

Tak diketahui persis alasan kedua penyedia teknologi itu mengundurkan diri.

Baca juga: Ketua DPRD DKI Minta Anies Tetap Upayakan Realisasi ERP

Gerbang Electronic Road Pricing (ERP) yang berada di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat pada Kamis (7/4/2016).Akhdi martin pratama Gerbang Electronic Road Pricing (ERP) yang berada di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat pada Kamis (7/4/2016).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, ada ketidakdisiplinan dalam lelang tersebut.

Anies kini tengah meminta pendapat hukum Kejaksaan Agung untuk menentukan nasib MRT.

Ia mengaku tidak mau terburu-buru memaksakan ERP beroperasi sesuai target yakni 2019.

Baca juga: Proses Lelang ERP Tak Disiplin, Anies Minta Pendapat Kejati

"Kira-kira kalau tidak ada masalah memundurkan diri tidak kira-kira? Itu menggambarkan tidak?" kata Anies di DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (14/1/2019).

"Bahkan sekarang saja sudah pada malah mundur tuh. Malah bisa jadi pertanyaan kan?" lanjut dia.

Anies juga mengaku tak memprioritaskan ERP dalam penanganan kemacetan.

Baca juga: Anies: Lebih Penting Bangun Transportasi Umum daripada ERP

"Kita lebih penting membangun transportasi umumnya daripada ERP-nya," ujar Anies pekan lalu.

Tak jadi prioritas

Sikap Anies yang tidak lagi memprioritaskan ERP menuai kritik dari Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.

Prasetio meminta Anies tetap memprioritaskan ERP yang telah diupayakan gubernur-gubernur sebelumnya.

"Saya akan tanyakan ke Pak Gubernur. Ini kan program yang bagus," kata Prasetio ditemui di DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin.

Baca juga: Perpanjangan Ganjil-Genap, Mempertanyakan Keseriusan ERP

Uji coba Electronic Road Pricing di Jalan Rasuna Said, Jakarta.Kurnia Sari Aziza/Kompas.com Uji coba Electronic Road Pricing di Jalan Rasuna Said, Jakarta.
"(Harusnya menjadi) prioritas dong. Itu kan dulu (jawaban) bagaimana penanganan macet di Jakarta," lanjut dia.

Prasetio mengaku bingung bagaimana dua penyedia teknologi ERP bisa mundur dari lelang.

Ia menyayangkan Anies hanya fokus mengembangkan transportasi umum, tetapi tidak menyelesaikan macet yang kian parah.

Baca juga: Sistem ERP Akan Dibagi Tiga Ring

"Sekarang mau benahi transportasi umum gimana? Coba ilangin Kopaja jelek, kasarnya, kan, pasti berontak. Dengan adanya penyekatan (kendaraan pribadi) di situ, kan, semua negara maju pakai kok, Singapura, Malaysia, negara-negara tetangga pakai. Apa kita mundur lagi 20 tahun lagi? Kita sudah mundur MRT 20 tahun," ujar Prasetio.

Prasetio menyarankan agar pembenahan transportasi umum dan realisasi ERP bisa dijalankan beriringan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Megapolitan
Kebakaran Toko Pakaian Di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Kebakaran Toko Pakaian Di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas 'Headway' KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas "Headway" KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Megapolitan
Fenomena Tawuran di Pasar Deprok, Disebut Ulah Provakator dan Diawali Pemasangan Petasan

Fenomena Tawuran di Pasar Deprok, Disebut Ulah Provakator dan Diawali Pemasangan Petasan

Megapolitan
Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Megapolitan
Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Megapolitan
Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Megapolitan
Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com