Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Bahaya, Pengendara Tolak Wacana Sepeda Motor Masuk Jalan Tol

Kompas.com - 01/02/2019, 16:38 WIB
Dean Pahrevi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sejumlah pengendara sepeda motor menolak wacana sepeda motor diperbolehkan masuk ke jalan tol.

Dedy (25), pengendara motor asal Jakarta Timur mengatakan, dirinya tidak setuju dengan rencana memperbolehkan sepeda motor masuk tol.

Menurut dia, diperbolehkannya sepeda motor masuk tol akan meningkatkan angka kecelakaan lalu lintas.

Baca juga: Ke Mana Arah Wacana Sepeda Motor Boleh Masuk Jalan Tol?

"Saya sih tidak setuju, ngapain coba, itu malah bahaya menurut saya. Di tol itu mobil berkecepatan tinggi. Bahaya buat motor, motor kan enggak bisa seimbangin kecepatan mobil kalau lagi ngebut," kata Dedy saat ditemui Kompas.com di Jalan Ir. Juanda, Bekasi Timur, Jumat (1/2/2019).

Menurut Dedy, sebaiknya pemerintah fokus saja pada pemberdayaan transportasi umum.

Sebab, hal itu yang lebih bermanfaat untuk mengurangi kemacetan lalu lintas.

"Enggak usah ribet-ribet lah, pemerintah bikin wacana kayak gitu, kurang bermanfaat malah bikin rawan kecelakaan saja. Harusnya tingkatkan pemberdayaan transportasi umum, gimana caranya biar warga naik (transportasi) umum," ujar Dedy.

Senada dengan Dedy, Kurnia (27), pengendara motor asal Cibubur mengaku juga tidak setuju wacana motor masuk tol tersebut.

Menurut dia, jika wacana itu terwujud malah akan memperbanyak jumlah sepeda motor.

Sebab, kebijakan tersebut akan memancing masyarakat untuk memiliki sepeda motor lebih dari satu, dilihat dari aspek cepatnya menggunakan akses jalan tol.

"Waduh nanti motor tambah banyak coba saja. Karena mikirnya tol lebih cepat nanti malah banyak yang beli motor, makin semrawut jalanan. Lagian menurut saya bahaya juga karena di tol itu mesti ngebut. Kecelakaan bisa terjadi juga dari mobilnya," kata Kurnia.

Baca juga: Sepeda Motor Sulit Masuk Tol di Jakarta

Adi (32), pengendara mobil asal Bekasi Timur menuturkan, diperbolehkannya sepeda motor masuk jalan tol diperkirakan akan mengganggu konsentrasi pengemudi mobil berkendara di jalan tol karena berdampingan dengan sepeda motor.

"Jadi enggak leluasa nanti, kita naik mobil masuk tol harus makin lebih awas. Nah awasnya itu bisa bawa petaka kecelakaan karena kan pasti sampingan sama motor. Menurut saya enggak rasional sih, malah nambah rawan kecelakaan saja," tutur Adi.

Sebelumnya, Ketua DPR Bambang Soesatyo mewacanakan sepeda motor boleh masuk jalan tol.

Menurut Bambang, pengendara sepeda motor punya hak yang sama dengan pengendara mobil atas jalan bebas hambatan tersebut.

"Para pemotor memiliki hak yang sama dengan pemilik mobil karena sama-sama bayar pajak, sama-sama warga negara Indonesia. Masa enggak boleh menikmati hasil pembangunan?" kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/1/2019).

Baca juga: YLKI Sebut Wacana Sepeda Motor Masuk Jalan Tol Membahayakan Pengendara

Wacana itu muncul ketika Bambang menghadiri acara bikers di DPR, beberapa waktu lalu.

Dia berpendapat, sudah saatnya pemerintah memikirkan fasilitas-fasilitas untuk pengendara motor. Apalagi, jumlah pengendara motor tidak sedikit.

Hingga saat ini, wacana itu masih dalam pertimbangan pemerintah pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com