Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Simulasikan Sejumlah Kondisi Rawan Saat Pemungutan Suara di TPS

Kompas.com - 20/02/2019, 11:21 WIB
Ardito Ramadhan,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria tiba-tiba menggebrak meja panitia di sebuah Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dengan nada tinggi, ia membentak Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara.

"Ini ada KTP saya, Pak, saya mau surat suara Pak. Kagak-kagak, saya mau empat kertas suara Pak, saya ini warga negara Pak!" kata pria itu kala berdebat dengan Ketua KPPS.

Sang Ketua KPPS hanya menjawab santai. Ia mengatakan, warga itu hanya boleh mendapat satu surat suara karena berstatus sebagai pemilih pindahan.

Baca juga: Mahfud MD Lihat Ada Produsen Hoaks yang Ingin Rusak Kredibilitas Pemilu

Setelah diberi pemahaman, pria itu pun meninggalkan TPS dikawal petugas karena dianggap mengganggu keamanan TPS.

Begitulah skenario simulasi pengamanan TPS yang digelar di kantor Wali Kota Jakarta Utara dalam rangka apel pengamanan Pemilu, Rabu (20/2/2019) pagi.

Ketua KPU Jakarta Utara Abdul Bahder Maloko mengatakan, protes dari pemilih pindahan seperti itu itu merupakan salah satu hal yang paling diantisipasi dalam Pemilu 2019.

Menurut Bahder, seorang pemilih pindahan hanya berhak mendapat satu surat suara, yaitu surat suara pemilihan presiden.

"Kami simulasikan tadi itu efek dari pemilih pindah itu pada penerimaan surat suara. Jadi disimulasikan tadi itu (warga) di luar DKI yang mendapatkan satu surat suara makanya protes," kata Bahder.

Selain skenario di atas, ada beberapa kericuhan lain yang ditampilkan dalam simulasi, antara lain protes dari pemilih yang ditegur karena menelepon di bilik surat suara serta saksi partai politik yang protes karena surat suara dianggap tidak sah.

Baca juga: Wali Kota Minta Warga Jakarta Utara Jaga Kerukunan Selama Pemilu 2019

Bahder menegaskan, petugas pengamanan TPS tidak segan-segan mengusir pemilih yang dianggap mengganggu. Petugas kepolisian dan tentara juga disiagakan di sekitar TPS.

"Kalau di lokasi TPS maka dilakukan oleh (petugas) pengamanan dan ketertiban yang mengamankan, sehingga meninggalkan lokasi TPS baru diamankan oleh pihak kepolisian," ujar Bahder.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com