DEPOK, KOMPAS.com - Sejak tahun 2017, transportasi online semakin berkembang pesat.
Hal ini berdampak bagi sejumlah pengemudi angkutan umum atau angkot di Kota Depok, Jawa Barat.
Pengemudi angkot D 110 Terminal Depok-Cinere, Jeje Suhendang mengatakan, penghasilannya menurun setelah kalah bersaing dengan transportasi online.
Biasanya, ia mendapatkan Rp 150.000 dalam sehari. Namun, sejak adanya transportasi online, ia hanya mendapat Rp 50.000 tiap harinya.
Baca juga: CEK FAKTA: Sandiaga Sebut Perlindungan Transportasi Online Belum Layak
"Nih kami dapat Rp 270.000, buat setoran angkot Rp 120.000, buat uang bensin lagi Rp 100.000. Ya sudah sisanya baru buat saya palingan dapat Rp 50.000," ucap Jeje di Terminal Depok, Depok, Jawa Barat, Kamis (21/3/2019).
Berbeda dengan Jeje, Seto, pengemudi angkot D 112 Depok-Kampung Rambutan rela menutupi kekurangan uang setoran dengan uangnya pribadinya karena penumpang yang semakin sedikit.
"Pernah saya narik dari pagi sampai malam dapat penumpang sepuluh (orang) doang, alhasil mau tidak mau saya harus tambahin pakai uang saya pribadi," ujar Seto.
Baca juga: Obral Tarif Transportasi Online Bakal Rugikan Konsumen?
Bapak dua anak ini mengaku hanya bisa pasrah dengan adanya persaingan tersebut.
"Ya, pasrah saja mau gimana lagi, makan tidak makanlah ini. Palingan juga lama kelamaan angkot punah," ucapnya.
Pengemudi angkot lainnya, Ilham, merasakan yang sama.
Baca juga: Kolaborasi Astra-Gojek, Perluas Layanan Transportasi Online
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.