Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minimalisasi Tempat Sampah di Stasiun, PT MRT Harap Penumpang Tak Makan-Minum

Kompas.com - 02/04/2019, 19:12 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Corporate Head Secretary PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta selaku pengelola moda raya terpadu, Muhammad Kamaludin, menyesalkan perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan di sekitar stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta.

Kejadian ini juga sempat viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @koalisipejalankaki pada Minggu (31/3/2019).

"Ini juga kami sesalkan. Kejadiannya ini di luar stasiun, bukan di dalam stasiun MRT. Jadi sebetulnya kami sudah menyediakan tempat sampah di sekitar stasiun MRT," ujar Kamaludin kepada Kompas.com pada Selasa (2/4/2019).

Kamaludin mengungkapkan bahwa masyarakat membuang sampah sembarangan di depan tangga stasiun MRT dikarenakan pada saat itu kondisi stasiun tengah padat dan ramai dikunjungi warga.

Baca juga: Viral Sampah Berserakan di Stasiun Bundaran HI, Ini Tanggapan PT MRT

Pihak PT MRT Jakarta memang meminimalisasi adanya tempat sampah di dalam stasiun MRT dan hanya menyediakan tempat sampah di luar stasiun MRT. Ini dilakukan agar masyarakat tidak terdorong untuk makan dan minum di dalam kereta MRT.

"Dalam stasiun kami minimalkan tempat sampah, karena sampah itu kalau memang terlalu difasilitasi, nanti warga-warga ada dorongan untuk makan dan minum di mana kami menghindari hal itu," ujar Kamaludin.

Minimalisasi tempat sampah ini dikarenakan pihak MRT tengah mengampanyekan gerakan "Tahan-Simpan-Pungut" yang mulai dioperasikan hari ini, Selasa (2/4/2019).

Kamaludin menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan "tahan" adalah penumpang diminta untuk menahan diri tidak membawa barang yang berpotensi menjadi sampah ke dalam stasiun dan kereta MRT.

Baca juga: Buang Sampah Sembarangan di Stasiun MRT Akan Didenda Rp 500.000

Sementara, "simpan" berarti para penumpang mesti menyimpan sampah yang mereka bawa ketika berada di stasiun dan kereta MRT.

Selanjutnya, "pungut" berarti para penumpang diharapkan berinisiatif memungut sampah yang mereka temui di stasiun dan kereta MRT dan membuangnya di tempat sampah.

Kamaludin juga menjelaskan bahwa meskipun muncul foto yang menampilkan kondisi di luar stasiun MRT berserakan sampah, gerakan "tahan-simpan-pungut" dinilai cukup sukses.

"Kalau di dalam stasiun kami melihat sudah cukup sukses ini. Kondisi stasiun bagian dalam selalu bersih, begitu juga dengan kondisi dalam kereta MRT," ujar Kamaludin.

Dalam bentuk penegasan mengenai kebersihan stasiun MRT, pihak MRT bersama Kepolisian Khusus (Polsus) DKI, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI, dan juga Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) melakukan patroli di sekitar stasiun MRT.

Tak hanya itu, Kamaludin juga mengungkapkan adanya denda sebesar Rp 500.000 kepada masyarakat yang membuang sampah sembarangan di luar maupun di dalam stasiun MRT dan juga di dalam kereta MRT.

"Kami tegaskan lagi dengan menerapkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan di sekitar stasiun MRT atau dikenai denda Rp 500.000," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com