"Dulu kan ini tanah rawa, dari zaman ini masih tanah (sambil menunjuk aspal), semua masih kebun, memang sudah sering banjir. Dulu malah bisa banjir setinggi leher," ucap Sigit.
Namun, ia tetap menolak pindah meskipun ditawari unit di rumah susun. Ia juga beralasan banyak anggota keluarganya yang menetap di situ.
Baca juga: Agar Tidak Jebol Lagi, Pemprov DKI Akan Bangun 2 Tanggul di Jatipadang
Pendapat berbeda disampaikan Kewi. Wanita ini langsung menjawab dengan antusias sewaktu ditanya ingin pindah atau tidak.
"Ya mau, yang namanya mau pindah ya mau," ujar Kewi di depan warung miliknya.
Warga yang tinggal di RT 003 RW 006 ini sudah bermimpi pindah rumah sejak lama. Namun, kata dia, tidak ada yang mau membeli rumahnya yang rawan banjir itu.
Ia mengaku lelah berhadapan dengan banjir. Kewi hanya ingin menikmati tempat tinggal yang lebih layak saat tua nanti.
Kendati demikian, seperti dua warga lainnya, Kewi ragu pindah ke rumah susun.
"Yah kalau pindah kesana saya kan repot. Di rumah saya kan banyak orang. Jadi nanti ribet mau tinggal di mana," ucap dia.
Tanggul Jatipadang kembali jebol dan mengakibatkan banjir.
Lurah Pasar Minggu Agus Irwanto mencanangkan pembangun tanggul kedua untuk mencegah jebolnya tanggul.
Tanggul tersebut diharapkannya bisa menahan derasnya aliran air kali Pulo.
Agus menargetkan pembangunan tanggul tersebut rampung dalam satu pekan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.