Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulang ke Rumah, Balita Korban Penculikan di Bekasi Masih Trauma

Kompas.com - 15/04/2019, 20:18 WIB
Dean Pahrevi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Usai tiba di rumah, Balita bernama Anisa Suci Ardiwibowo (3) masih terlihat trauma setelah diculik seorang nenek berinisial AG (55) di lingkungan Masjid Al-Amin, Bintara, Bekasi Barat, Kota Bekasi.

Aprilina Lestari (20), ibu kandung Anisa mengatakan, anaknya masih alami trauma ketakutan setelah lima hari diculik AG sejak Selasa (9/4/2019).

"Iya dia masih trauma ketakutan, tapi saya coba terus deketin dia main sama dia, di Polda kan ada taman bermain gitu," kata Aprilina saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Jalan Haji Sapat, Perumahan Bintara 3, Kota Bekasi, Senin (15/4/2019).

Baca juga: Menculik Balita agar Dikasihani dan Berharap Orang Bersedekah

Dia menambahkan, bahkan Anisa sempat terlihat tidak mengenal dirinya saat baru ditemukan bersama pelaku di sekitar Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat pada Minggu (14/4/2019).

"Belum dia belum ngenalin saya, dia takut sama saya. Makannya pelan-pelan gitu yah, mudah-mudahan saja pola pikirnya bisa inget lagi. Pelan-pelan ya sudah akrab sama saya diajak main," ujar Aprilina.

Meski masih trauma, Anisa nampak dalam kondisi sehat saat baru ditemukan. Hanya saja rambut Anisa dipotong oleh pelaku.

Baca juga: Tiba di Rumah, Balita yang Diculik di Bekasi Disambut Para Tetangga

"Anaknya kan tertekan ketakutan saya belajar pelan-pelan biar engga takut lagi makannya saya kenalin semua biar ingat. Perilaku Anisa sebelumnya sampai akhir ini engga ada yang beda cuman rambut saja enggak apa-apa," tutur Aprilina.

Anisa bersama keluarganya tiba di rumahnya pada pukul 18.30 WIB usai jalani pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya.

Sementara itu, tersangka ditangkap di Masjid At-taufiq di depan Stasiun Pasar Senen pada Minggu, kemarin. Dari nenek AG, polisi menyita sejumlah barang bukti yakni kerudung hijau, tas, dan baju anak berwarna pink.

AG dijerat Pasal 328 KUHP Subsider Pasal 330 KUHP dan atau Pasal 76F Jo Pasal 88 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Ancaman hukumannya lebih dari lima tahun penjara.

Sebelumnya, Anisa hilang pada Selasa lalu sekitar pukul 10.00 WIB. Anisa awalnya berada di rumahnya bersama neneknya bernama Sri Wahyuni (34). Bocah itu lalu keluar dari rumah untuk bermain dan jajan di warung dekat rumahnya.

Sri kemudian mencarinya di luar. Setelah mencari keliling kompleks, Sri tidak menemukan jejak cucunya. 

Berdasarkan rekaman CCTV di masjid, bocah itu dibawa pergi seorang perempuan tua yang memakai baju biru serta berkerudung. Perempuan itu terlihat memangku Anisa di halaman depan masjid. Tak lama kemudian, dia menggendong Anisa dan pergi dari area masjid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com