Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MEGAPOLITAN]: Ahok Marah-marah di TPS di Osaka, Jepang I Spanduk Provokatif Muncul di Depok pada Masa Tenang

Kompas.com - 16/04/2019, 07:43 WIB
Egidius Patnistik

Editor

1. Viral, Ahok Protes di TPS Osaka, Jepang

Video mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok marah-marah di Tempat Pemungutan Suara (TPS) Osaka, Jepang, beredar di media sosial, Minggu (14/4/2019).

Dalam video tersebut, Ahok yang mengenakan kemeja putih protes karena gilirannya untuk mencoblos pada Pemilu 2019 bisa didahului oleh pemilih yang belum terdaftar di Daftar Pemilih Tambahan (DPTb).

"Tadi kan kesannya walaupun saya di nomor 8, kalau ini duluan kertas suara habis, hilang hak suara saya," kata Ahok dalam video tersebut.

Saat dikonfirmasi Kompas.com, Ahok menjelaskan dalam video itu ia protes kepada saksi pasangan calon nomor urut 02.

Apa yang dikatakan saksi dari pasangan calon nomor urut 02 itu?

Simak lanjutan berita ini di: Viral Ahok Protes di TPS Osaka, Jepang, Ini Penjelasan BTP...

2. Spanduk Provokatif di Depok pada Masa Tenang

Memasuki masa tenang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Depok menemukan sejumlah spanduk ujaran kebencian yang dinilai mengandung isu provokatif.

Spanduk-spanduk tersebut ditemukan Senin kemarin dan digantung di perlintasan rel kereta api Beji. Ada pula yang ditemukan di kawasan Pondok Cina.

Spanduk tersebut bertuliskan "Jangan pilih yang ketuanya suka minuman keras atau haram", ada pula yang bertuliskan "Tenggelamkan! Partai biang korupsi".

Apa langkah Bawaslu Kota Depok terkait munculnya spanduk-spanduk itu? Ikuti lanjutan beritanya di: Spanduk Provokatif Terpasang di Depok Saat Masa Tenang

3. Anies Sebut Pola Mobilitas Warga Penyebab Kotornya Udara Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut pola mobilitas warga sebagai penyebab kotornya udara di Jakarta. Ia menilai, penggunaan kendaraan yang berlebihan sebagai penyumbang polusi utama.

Jakarta menempati urutan pertama untuk kota paling polusi udara di Asia Tenggara.Bidik layaar Instagram @greenpeaceid Jakarta menempati urutan pertama untuk kota paling polusi udara di Asia Tenggara.
"Memang ini fakta, bukan opini. Fakta tentang polusi yang itu adalah efek dari pola kita melakukan mobilitas saat ini di mana transportasi pribadi mendominasi," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Senin.

Menurut Anies, buruknya kualitas udara Jakarta merupakan salah bersama. Untuk itu, ia mengatakan perbaikan juga harus dilakukan sama-sama.

Apakaha Anies punya cara memperbaiki kualitas udara di Jakarta? Simak lanjutan beritanya di: Gubernur Anies Sebut Penyebab Kotornya Udara Jakarta adalah...

4. Prabowo Tanda Tangani Surat Pengajuan Penangguhan Penahanan Ahmad Dhani

Kuasa hukum Ahmad Dhani, Hendarsam Marantoko mengungkap beberapa alasan Prabowo Subianto mau mengajukan diri sebagai penjamin penangguhan penahanan Ahmad Dhani.

"Mas Dhani adalah salah satu anggota Partai Gerindra yang ketua umumnya adalah Pak Prabowo subianto. Beliau juga adalah tulang punggung keluarga dan juga selama proses penyidikan di tingkat kepolisian kejaksaan pengadilan juga saat itu selalu berprilaku baik ya," kata Hendarsam saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin kemarin.

Atas alasan tersebut, pihaknya mengajukan surat penangguhan penahanan Ahmad Dhani yang ditandatangani langsung Prabowo Subianto.

Lanjutan berita ini bisa dibaca di : Prabowo Tanda Tangani Surat Pengajuan Penangguhan Penahanan Ahmad Dhani

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com