Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suaranya Naik dalam Quick Count meski Tak Capai Target, PKS Bersyukur

Kompas.com - 18/04/2019, 20:26 WIB
Dean Pahrevi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ketua DPW Partai Keadilan Sejahera (PKS) Jawa Barat, Ahmad Syaikhu mengatakan, pihaknya bersyukur PKS meraup perolehan suara signifikan dalam hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei.

Syaikhu mengatakan, PKS juga bersyukur perolehan suara bisa menepis survei sebelum pemilu yang mengatakan PKS tidak akan lolos dari parliamentary threshold atau ambang batas parlemen.

"Alhamdulillah ini menjadi sebuah kesyukuran dari PKS khususnya di mana Allah berikan karunia di pemilu 2019," kata Syaikhu di Kantor Asyikpreneur, Kota Bekasi, Kamis (18/4/2019).

Baca juga: Ahmad Syaikhu: Sandiaga Kembali Jadi Wagub DKI Hanya Isu

Bagi Syaikhu, hasil hitung sementara perolehan suara PKS harus tetap disyukuri meski hasilnya tidak mencapai target partai.

"Hasil pemilu melalui hitung cepat ya lembaga survei PKS dapat 9 persen atau 8 persen lebih. Artinya ini menjadi perolehan di atas dari pemilu sebelumnya. Tapi tentu ini sejatinya masih belum mencapai target PKS yakni 12 persen," ujar Syaikhu.

Dia berharap hasil real count dari KPU RI nantinya suara PKS bisa lebih besar dibanding hasil hitung cepat atau quick count.

Baca juga: Suaranya Naik dalam Quick Count, PKS Merasa Bukan karena Prabowo-Sandi

"Ini ada parliamentary threshold  di mana partai-partai yang tidak lolos tidak diperhitungkan perolehan suara di DPR RI kemudian bisa lebih meningkatkan lagi perolehan rill lebih besar kursinya dari perolehan sekarang (hasil hitung cepat)," tutur Syaikhu.

Diketahui, berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas pada Rabu (17/4/2019) hingga pukul pukul 17.57 WIB dengan data masuk 92.80 persen, PKS meraup suara sebesar 8,26 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com