Pada Kamis (18/4/2019) malam saat hendak istirahat, Ismantara mengeluh sakit pada bagian dadanya.
Dia pun dikerok oleh istrinya, namun keadaannya semakin parah dan dibawa ke Rumah Sakit. Namun pihak rumah sakit tidak bisa berbuat banyak, Ismantara gugur karena terkena serangan jantung.
Sudirdjo Anggota KPPS TPS 126, Kelurahan Aren Jaya, Bekasi Timur
Sudirdjo gugur karena ada faktor kelelahan usai selama 24 jam tidak beristirahat mengurus pemilu di TPS-nya. Dia gugur pada Selasa kemarin di Rumah Sakit Sentosa Bekasi.
Salah seorang anggota KPPS TPS 126 yang juga kerabat Sudirdjo, Imam Kuswari bercerita, Sudirdjo selama 24 jam mengurus pemilu. Dia pun sempat sesak nafas saat pemungutan suara, meski setelah itu kembali melanjutkan pekerjaannya.
Baca juga: Lagi, Petugas KPPS di Bekasi Meninggal Dunia akibat Kelelahan
Usai mengurus pemilu, keesokan harinya dia kembali beraktifitas seperti biasa di rumahnya dalam keadaan sehat. Namun pada 22 April 2019, Sudirdjo kembali alami sesak nafas sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit.
Pada Selasa siang kemarin Sudirdjo dinyatakan gugur. Berdasarkan keterangan dokter, Sudirdjo mengidap penyakit komplikasi sehingga menyebabkannya meninggal dunia.
"Sudah pasti beliau kecapean itu sudah pasti. Tidak tidur seharian beliau kan juga sudah sepuh dan beliau itu baru dilibatkan pertama kali jadi anggota KPPS," kata Imam.
KPU Kota Bekasi Minta Sistem Pemilu Diubah
Nurul mengatakan, pemilu serentak 2019 ini membuat para anggota KPPS harus bekerja di luar batas kemampuan tubuh untuk bekerja sehingga membuat para petugas KPPS harus sakit bahkan meninggal dunia.
"Mudah-mudahan sistem ini bisa di evaluasi secara menyeluruh. Supaya juga bisa memanusiakan para penyelenggara pemilu. Sebenarnya juga kami sering bekerja dalam situasi yang tidak manusiawi," ujar Nurul.
Baca juga: Usai Memilih, Wali Kota Bekasi Sebut Pemilu 2019 Terumit di Dunia
Menurut dia, petugas KPPS sebagai garda terdepan kelancaran pelaksanaan pemilu harus diperhatikan kondisi fisik serta ketahanannya oleh pemerintah
"Mereka yang menjadi garda terdepan pelaksanaan demokrasi karena sistem memang mekanisme kerjanya seperti itu, memaksa mereka bekerja divatas wajar kemampuan tubuh manusia," tutur Nurul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.