Kebocoran tanggul disebut telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Hal tersebut terlihat dari lumut yang tumbuh di sekitar lubang tempat air mengalir.
Tanggul yang dibangun Kementerian PUPR itu diyakini sengaja dilubangi warga dan diokupasi. Kini, mereka terancam kebanjiran jika tanggul jebol.
Baca juga: Anies Terima Kasih ke Ahok soal Solusi Tangani Banjir Jakarta
Ketiga, Anies punya strategi mengatasi banjir dengan membangun sumur resapan atau drainase vertikal.
Tujuannya, supaya air hujan bisa dimasukkan ke dalam tanah alih-alih dialirkan ke kali dan menggenang.
Selain untuk menekan genangan, drainase juga diyakini bisa menjadi cadangan air bersih warga.
"Di situ kita bangun program drainase vertikal untuk tanah-tanah yang bisa menyerap air dengan baik," kata Anies.
Baca juga: Setelah Gedung Milik DKI, Drainase Vertikal Sasar Gedung Swasta
Tahun ini, Pemprov DKI mulai mendorong warga untuk membangun drainase vertikal di lahannya masing-masing. Uji coba telah dilakukan Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta di lapangan di Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Langkah ini dilanjutkan dengan mewajibkan gedung-gedung Pemprov DKI punya drainase vertikal.
Harapannya, langkah ini bakal diikuti masyarakat. DKI menargetkan kebutuhan 1,8 juta drainase vertikal bisa dipenuhi.
Tahun ini, rencananya Dinas Perindustrian dan Energi akan membuat 1.330 titik drainase vertikal yang tersebar di Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat.
Dikutip dari Warta Kota, Kepala Seksi Geologi Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta Togas Braini menyebut biaya membuat drainase vertikal membutuhkan biaya sekitar Rp 1,1 juta.
Kendati mahal, Togas menyebut nantinya ada insentif bagi warga yang mau membuatnya.
"Jadi setiap warga yang membangun drainase vertikal, itu ada insentif yang diberikan berupa diskon PBB," kata Togas dalam diskusi di di JSC Hive, Kuningan Jakarta Selatan, Kamis (2/5/2019).
Namun, ia belum mengetahui berapa persen diskon yang bakal diberikan Pemprov untuk warganya yang bersedia menyisihkan sedikit lahannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.