JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki sore pertama bulan Ramadhan, area luar Pasar Bendungan Hilir (Benhil) diserbu pegawai kantor yang baru pulang kerja.
Mereka hendak berburu takjil alias santapan berbuka puasa. Pasar Benhil memang kondang sebagai lokasi berburu takjil di Ibu Kota.
Pantauan Kompas.com di lokasi, Senin (6/5/2019), para pembeli mulai berdatangan sejak pukul 15.20.
Hingga satu jam berselang, ramainya pembeli yang mengerubungi tenda tempat para pedagang takjil berimbas pada lalu lintas sekitar.
Apalagi, sebagian badan jalan dipakai sebagai tempat parkir sepeda motor. Arus lalu lintas cukup tersendat kurang lebih sepanjang 200 meter.
Baca juga: Peserta OK OCE Bebas Uang Sewa Lapak Berdagang Takjil di Pasar Benhil
Seorang pembeli, Artian, mengaku penasaran dengan takjil di Benhil yang tersohor. Ia mengaku baru pertama kali berburu takjil di sini.
"Kalau dulu enggak pernah, karena ini pertama kali saya kerja di dekat sini. Sudah lama penasaran, mumpung dekat ya sekalian deh, ternyata memang lengkap," ucap Artian.
Berbeda dengan Artian, seorang pembeli lain, Maya, mengaku rela menempuh perjalanan jauh demi berburu takjil di Benhil.
Maya yang bekerja di bilangan Sunter, Jakarta Utara, sengaja mengejar sensasi berburu takjil di sini bersama seorang kolega.
"Sengaja jauh-jauh, soalnya di sini memang lengkap, variatif makanannya, terus, yang terpenting di sini itu bersih. Sudah terkenal juga kan di sini," ujar Maya.
Hampir setiap Ramadhan, Maya menyempatkan diri datang ke Pasar Benhil paling tidak sekali dua kali.
Menurut dia, makanan berbuka puasa yang dijual di Pasar Benhil cenderung murah.
"Ini segini murah pula, cuma Rp 50.000, jaminan kenyang," kata Maya sambil mengangkat tangannya yang membawa banyak kantong plastik berisi takjil.
Baca juga: Siap-siap Sejak Subuh, Pedagang Takjil di Pasar Benhil Mulai Berjualan Pukul 12.00
Selain harga makanan yang murah, Misa memilih belanja takjil di Pasar Benhil karena banyak pilihan. Ia tak perlu berjalan jauh untuk mendapatkan takjil yang beragam.
"Kalau di rumah kan bawaannya susah, malas keluar, sudah langsung ingin buka (puasa). Lagi pula di sini sudah ada semuanya, mau apa tinggal jalan sedikit, pasti ada, masih panas juga," ucap Misa sambil menunggu pempek pesanannya yang tengah digoreng.
"Saya keluar Rp 70.000 buat gorengan, bubur candil, sama pempek ini nanti. Entar dimakan berdua sama pacar," kata dia lagi.
Pantauan "Kompas.com", setidaknya ada 40 lapak pedagang takjil di lokasi ini.
Di samping bubur, kolak, gorengan, maupun nasi rames yang sudah lazim dijual, ada pula pempek, ikan bakar, gudeg, laksa, dan nasi lemang.
Kebanyakan makanan dimasak langsung di hadapan pembeli sehingga menguarkan aroma tersendiri yang menggiurkan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.