Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tol Layang Jakarta-Cikampek Diprediksi Pecah Kemacetan hingga 50 Persen

Kompas.com - 07/05/2019, 20:20 WIB
Dean Pahrevi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - General Manager PT Jasa Marga Cabang Tol Jakarta-Cikampek Raddy R Lukman mengatakan, operasional jalan tol layang Jakarta-Cikampek II (elevated) nantinya bisa mengurangi beban jalan tol di bawahnya hingga 50 persen.

Hal itu karena jumlah lajur tol layang tersebut separuh dari jumlah lajur tol di bawahnya.

Ia juga mengatakan, jalan tol layang yang dimulai dari Cikunir hingga Karawang Barat itu mampu memecah penumpukan kendaraan yang kerap terjadi di jalan Tol Jakarta-Cikampek saat ini.

"Di atas kan (lajurnya) 2 kali 2, kira-kira naik setengahnya kan 4 per 8 ya. Itu bisa kepecah kan karena naiknya mulai dari Cikunir yang tadinya pertemuan tiga ruas itu bisa kepecah," kata Raddy saat dikonfirmasi, Selasa (7/5/2019).

Baca juga: Konstruksi Tol Layang Jakarta-Cikampek Sudah Mencapai 81 Persen

Menurut Raddy, titik awal tol layang yang berada di Cikunir sudah tepat, mengingat titik di Cikunir merupakan yang paling sering terjadi penumpukan kendaraan.

Dengan adanya tol layang tersebut, pengendara yang hendak berpergian jauh ke arah Cikampek bisa langsung naik ke tol layang.

"Insya Allah dengan naiknya kapasitasnya 50 persen ke atas (jalan tol layang) kan bisa kebagi tuh. Memang itu buat yang berpergian jauh bisa gunakan jalan atas," ujar Raddy.

Baca juga: Penghentian Sementara Tol Layang Japek Harus Disosialisasikan

Kendati demikian, maksimalnya fungsi jalan tol layang ditentukan dari tarif yang akan ditetapkan pemerintah nantinya.

Apabila ketentuan tarif jalan tol layang cocok dengan pengendara, maka peran jalan tol layang untuk memecah kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek bisa maksimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com