Farid bercerita, mulai pada Selasa (16/4/2019) ia sudah sibuk memasang tenda di Tempat Pemungutan Suara (TPS), mengambil kotak suara, dan upah anggota KPPS untuk penyoblosan pada Rabu (17/5/2019).
Setelah mengambil kotak suara, ia pun memastikan kotak suara dalam keadaan aman. Namun, sayangnya hujan deras mengguyur kota Depok saat itu sehingga mengharuskan kotak suara tersebut disimpan di rumahnya yang bersampingan dengan TPS.
“Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) pun tahu kotak suara disimpan di rumah saya,” ucap Farid.
Di hari H penyoblosan, Farid mengatakan, kegiatannya berjalan dengan lancar, meski ada delapan orang mahasiswa rantau ditolak lantaran tidak membawa A5 saat hendak menyoblos.
Baca juga: 412 Petugas KPPS Pemilu 2019 Meninggal Saat Bertugas
Pencoblosan dimulai pukul 07.00 dan selesai pukul 13.00 WIB. Siang itu, ia dan anggota KPPS lainnya pun mulai istirahat sebentar. Kemudian dilanjutkan mengitung surat suara hingga pukul 22.00 WIB.
Tak selesai sampai di situ. Setelah penghitungan surat suara selesai, ia dan petugas KPPS lainnya lantas langsung mengisi formulir C1 yang ribet tadi.
Wajar jika banyak yang kelelahan. Terlebih bagi mereka yang usianya sudah tak muda lagi.
Menurut Farid, kesalahan teknis yang dilakukan oleh KPU tahun ini dapat menjadi pelajaran dan evaluasi untuk ke depannya agar tak lagi menjadi tragedi.
“Teknis pelaporan yang kedodoran ini harus bisa jadi perbaikan bukan menghilangkan. Kalau kita hilangkan pemilu serentak tapi kita tidak perbaiki teknisnya sama aja kita seperti menyelami masalah,” ucapnya.
Menurutnya, KPU memerlukan standar manajemen khusus untuk menjadi petugas KPPS. Bukan dengan Bimtek, melainkan KPU bisa membuat video untuk simulasi pemilihan umum bagi KPPS.
“Harus nyiapin video YouTube mulai pemilu, apa yang harus disiapin, perlu tambahan kotak tidak, siapin triplek berapa sehingga bisa ditonton semua KPPS tidak hanya ketua saja sehingga teknisnya semua lancar,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.