Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Farid Jadi Ketua KPPS Muda Saat Tak Ada Orang Lain yang Mau...

Kompas.com - 12/05/2019, 08:16 WIB
Cynthia Lova,
Dian Maharani

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com- Ketua KPPS TPS 042 Pasir Gunung Selatan, Depok, Farid Abdurrahman, mengatakan, pemilu 2019 ini memang menjadi pesta demokrasi yang melelahkan.

Pasalnya ia harus bekerja selama 19 jam bahkan terkadang 24 jam untuk menghitung surat suara hingga mengisi form C1 yang begitu rumit.

“Sudah banyak surat suara yang dhitung, terus ditambah ngisi form C1 yang banyak. Jadi ribet sekali, hampir semua teman KPPS mengeluhkan itu,” ucap Farid kepada Kompas.com, Kamis (9/5/2019).

Menurut Farid, tanggung jawab yang besar menyebabkan sedikitnya kemauan masyarakat yang mau berpartisipasi menjadi anggota KPPS.

Ia mengakui, mau menjadi ketua KPPS lantaran tidak ada lagi masyarakat yang mau mendaftar jadi ketua KPPS.

Baca juga: Yang Berat Itu Mengisi Formulir C1, Paling Menyebalkan!

“Saya saja last minute diminta pak RT jadi ketua KPPS karena emang tidak ada orang yang mau karena tanggung jawab yang besar. Saya saja mau jadi KPPS karena tidak ada yang daftar. Jadi mau enggak mau ya, harus mau karena siapa lagi kalau bukan saya,” ucap Farid.

Farid prihatin dengan anggota KPPS saat ini yang rata-rata sudah paruh baya. Menurutnya, usia tersebut rentan mengalami kelelahan ditambah apabila ada petugas yang memiliki riwayat sakit sebelumnya.

“Saya masih termasuk paling muda, masih kepala 3 dan dua orang lainnya. Ada tiga anggota KPPS lainnya yang udah kepala empat bahkan RT saya yang bertugas jadi anggota KPPS udah kepala lima. Anggota kemanaan saya pun udah kepala lima,” ucapnya.

Oleh karena itu, ia tidak heran banyak petugas KPPS yang meninggal dunia karena kelelahan. Sebab menurutnya tugas dari KPPS memang melelahkan.

“Kita, petugas KPPS ini kurang tidur, dehidrasi, merasakan stres. Badan juga ngedrop. Saya sendiri merasakan itu. Gimana yang umurnya lebih tua dari saya?” ucapnya.

Baca juga: Cerita Petugas Situng KPU Jakarta Utara: Kerja dari Pagi sampai Subuh dan Rindu Keluarga

Tekanan tanggung jawab di pemilu ini pun menurutnya lebih besar. Ia menilai tingkat kecurigaan masyarakat yang tinggi sering menjadi beban bagi petugas KPPS.

“Tahun ini curiga masyarakat itu tinggi ya, kubu satu bilang curang ke kubu dua, terus kubu dua bilang curang ke kubu satu. Kita petugas KPPS kerja itu seperti diplototin dengan kecurigaan masyarakat,” ucapnya.

Ia prihatin sedikitnya anak muda yang mengambil peran menjadi anggota KPPS. Padahal alangkah lebih baiknya tugas berat KPPS ini dikerjakan anak-anak muda.

“Harusnya yang muda-muda yang harus ngerjain ngitung suara, nulis panjang kaya form C1. Kasihan kalau mengandalkan yang orangtua,” ucapnya.

Farid mengakui, dirinya tak pernah mendapat tes kesehatan selama bertugas menjadi KPPS.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com