"Jangan pakai plastik"
Apin senantiasa memberikan selembar poster berukuran A3 yang berisi ajakan “Jangan pakai sedotan plastik!” setiap kali bertemu dengan beberapa orang dewasa.
Dalam poster tersebut, tampak jelas guratan pensil warna yang ia gunakan. Ada pula sosok seekor hiu dengan ilustrasi sampah plastik tertimbun di perutnya.
Poster ini jadi media kampanye bagi Apin. Dia pun tak malu-malu mengajak berfoto orang yang ia berikan poster tersebut sebagai simbol ajakan berkampanye bersama dirinya melawan pemakaian sedotan plastik.
“Aku ada dua puluh poster,” ucap anak bernama lengkap Alvin Leonard itu.
Poster-poster ini terasa spesial karena Apin terlahir sebagai penyandang disleksia, suatu gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca dan menulis.
Bertahun-tahun, Ester mengajari putra bungsunya mengeja dan menulis secara telaten.
Keberhasilannya mengatasi disleksia jadi capaian tersendiri.
Dari sanalah, Apin berhasil menumbuhkan kesadaran soal bahaya sedotan plastik setelah melahap aneka buku lingkungan hidup milik ayahnya, puluhan video di YouTube, dan akhirnya menyusun ajakan berkampanye melalui media poster.
Sampai saat ini, poster-poster tersebut telah Apin bagikan kepada orang-orang berbeda, mulai dari guru, kolega orangtuanya, hingga dua “orang penting” di negara ini.
“Ada yang buat Pak Tito (Karnavian, Kapolri) sama Ketua (CEO) Go-jek (Nadiem Makarim),” ucap Apin.
Militan
Apin bukan sekadar iseng dengan kampanyenya. Ada kesan tulus yang sulit ditampik sewaktu Apin mengoceh soal sedotan, sampah plastik, dan satwa-satwa yang tersiksa akibatnya.
Baca juga: Mengajak Siswa SD Perangi Sampah Plastik
Boleh jadi, hal ini disebabkan oleh persentuhan Apin dengan alam bebas sejak kecil bersama ayah dan ibunya.
“Saya sudah ajak dia melihat alam dari kecil. Kalau lagi jalan-jalan, ke Sukabumi misalnya, ada sawah menguning, dia minta berhenti. Saya kenalkan, ini padi, nanti jadi beras, lalu jadi nasi. Dia juga saya ajak melihat sendiri, bagaimana air menetes dari tebing, jadi aliran kecil, kemudian jadi sungai. Selalu saya tekankan, air, air, air, karena dia harus tahu, tanpa air tidak ada kehidupan,” ujar ayah Apin, Jusuf Budi Santoso.