Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Cara Anies Atasi Kesenjangan Ekonomi di Jakarta

Kompas.com - 06/06/2019, 13:10 WIB
Cynthia Lova,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan punya dua solusi jangka pendek untuk mengatasi kesenjangan ekonomi warga Jakarta.

Pertama adalah menyediakan pangan murah. Hal itu dilakukan agar masyarakat miskin bisa mendapatkan pasokan pangan dengan harga terjangkau.

“Karena pengeluaran terbesar masyarakat miskin adalah untuk makan,” kata Anies di Makam Wakaf Muslim, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2019).

Cara kedua yakni mengintegrasikan pendataan penduduk bagi warga yang memerlukan dan layak dibantu pemerintah. Bantuan akan disalurkan dalam bentuk Kartu Pekerja, Kartu Lansia Jakarta (KLJ), dan Kartu Jakarta (KJP).

Baca juga: Penyebab Tingginya Polusi Udara di Jakarta Menurut Anies Baswedan

Anies menjelaskan, pendataan penduduk yang menerima bantuan itu sudah diintegrasikan menjadi satu melalui PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga).

Awalnya pendataan tersebut hanya diambil secara parsial oleh dinas-dinas terkait.

“Oh yang berbeda ini pemantauannya, jadi sekarang kami integrasikan itu pelaksanaannya tetap dinas sosial jangan sampai informasinya tidak lengkap,” ucap Anies.

Ia mengatakan, pendataan penduduk tersebut sudah berjalan dari sebelum Februari lalu.

“Kami sudah luncurkan programnya dan sudah mulai pendataan oleh PKK dari sebelum Februari. Untuk sementara kami berhentiin selama kampanye kemarin karena kan datang ke rumah-rumah, nanti sensitif. Setelah kampanye itu kami akan teruskan lagi dengan harapan semua keluarga miskin terjangkau,” ucap Anies.

Anies ingin penyaluran bantuan ini merata ke semua anggota keluarga.

“Contohnya dalam satu keluarga miskin hanya sang cucu yang menerima KJP, sementara nenek tidak memperoleh KLJ padahal mereka satu rumah. Namun, dengan pendataan lewat PKK kami bisa memastikan setiap keluarga mendapatkan haknya secara lengkap," ujar Anies.

Rabu kemarin, Anies menggambarkan Jakarta sebagai magnet ekonomi Indonesia. Lebih dari 18 persen GDP (Gross Domestic Product) nasional ada di Jakarta.

Meski magnet ekonomi Indonesia ada di Jakarta, menurut Anies kesenjangan ekonomi paling kentara di Jakara .

“Kesenjangan antara miskin kaya, antara bekerja tidak bekerja, dan terdidik tidak terdidik,” ucap Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com