Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakal Dibatasi, Ojek Online: Memangnya Kemang Bukan Indonesia?

Kompas.com - 13/06/2019, 20:36 WIB
Walda Marison,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pembatasan kendaraan yang masuk kawasan Kemang, Jakarta Selatan, mendapat penolakan dari warga, khususnya pengendara ojek online atau ojol.

Mereka resah lantaran hanya kendaraan milik warga Kemang dan berstiker yang akan diizinkan masuk kawasan itu.

Penggendara ojek online, Andre, menilai kebijakan ini diskriminatif.

"Enggak bisalah. Memang (Kemang) bukan Indonesia? Kalau Kemang di luar Indonesia enggak apa-apa," ujar dia saat ditemui ketika sedang menunggu order bersama ojol lainnya di halte bus Jalan Kemang Raya, Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (12/6/2019).

Baca juga: Pembenahan Trotoar di Kemang Dimulai Akhir Bulan Ini

Walaupun pemerintah akan menyediakan tempat pangkalan khusus ojol mengantar dan menjemput penumpang, dia tetap bersikukuh jika hal tersebut tidak menguntungkan para pengendara ojek online.

"Kurang sepakat. Penumpang banyak yang manja, maunya disamperin sama diantar ke tempat tujuan," ucap dia.

Begitu juga dengan pengemudi ojol lain bernama Geri. Dia mengatakan, penghasilanya akan tergerus jika kebijakan itu diberlakukan.

"Di sini kan banyak resto-resto, kan lumayan kalau dapat order antar-makanan, saya sering kayak begitu," ucap dia.

Mereka berharap, pemerintah memikirkan kembali kebijakan tersebut sebelum benar-benar diterapkan.

Menurut mereka, kebjiakan ini bukan hanya mempersulit warga luar, melainkan juga warga Kemang.

"Kalau Ini jalan protokol kayak di Jakarta Pusat enggak apa deh. Ini kan jalan masih banyak permukiman, dan jalanan ini kan bisa tembus ke mana-mana. Kalau ini jalan kayak yang di Jakarta Pusat enggak apa deh. Tolong dipikiran lagi la," kata Bayu.

Baca juga: Akan Ada Park and Ride dan Pangkalan Ojol di Kawasan Kemang

Sebelumnya, Dinas Binamarga DKI Jakarta berencana membangun park and ride di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. 

Park and ride itu buat warga luar Kemang yang mau masuk ke kawasan tersebut.

Warga bisa memarkirkan kendaraannya dan masuk ke kawasan Kemang menggunakan bus yang telah disediakan pemerintah daerah.

Langkah tersebut untuk membatasi jumlah kendaraan pribadi yang lalu lalang di kawasan Kemang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com