Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/06/2019, 20:33 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, kini menjadikan buah alpukat sebagai ikon daerah mereka.

Hal itu karena mereka berhasil mengembangkan alpukat cipedak, hasil kerja sama mereka dengan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta.

Daging buah dari alpukat ini berwarna kuning terang, dengan rasa legit. Kandungan vitamin C nya mencapai angka 52 mg di mana jumlah tersebut terbanyak di antara alpukat lainnya.

Buah ini juga bebas dari hama ulat yang biasa menyerang alpukat.

Namun, bagaimana cara warga Kampung Cipedak merawat alpukat itu?

Baca juga: Mengenal Alpukat Cipedak, Buah Legit Asli dari Kampung Cipedak Jagakarsa...

"Perawatannya sangat mudah. Pertama kalau kita dari pembibitannya dengan sadling ya, sadling itu artinya batang bawah itu sebaiknya dari yang sejenis, atau batang pohon yang sama bisa juga dari batang alpukat yang lain, yang penting sambung atasnya, kita ambil dari pohon yang minimal lima tahun," ucap Jazuri, salah satu warga yang ikut membudidayakan, di kawasan Kampung Cipedak, Minggu (16/6/2019).

Penggunaan sambung pucuk dari pohon yang berusia lima tahun berfungsi agar batang pohon alpukat lebih kokoh.

Selain itu, pohon tersebut cendrung akan berbuah lebih cepat ketimbang menggunakan pucuk pohon yang lebih muda.

Walikota Jakarta Selatan, Marullah Matali Ngangget Buah Alpukat CipedakKOMPAS.com/JIMMY RAMADHAN AZHARI Walikota Jakarta Selatan, Marullah Matali Ngangget Buah Alpukat Cipedak

Kemudian, tanam bibit tersebut di tanah dengan yang digali dengan ukuran 40x40 sentimeter. Gunakan pupuk kandang dari kotoran kambing agar pohon tumbuh subur.

"Pupuk kandang cukup setahun sekali. Setelah itu, kami siram dengan cucian air beras. Fungsinya apa, untuk menghilangkan kutu, semut dan sebagainya," kata dia.

Satu hal yang menjadi catatan dari Jazuri yaitu jauhkan lokasi penanaman pohon alpukat dari pohon jambu karena dapat mengundang semut.

"Karena musuhnya ini semut tapi bukan pada buah, pada akar. Akarnya ini yang dihantam sehingga daunnya itu habis layu, keriting mati," ujar dia.

Namun, apabila pohon alpukat tersebut sudah terlanjur diserang wabah semut, gunakan sedikit air sabun yang sudah diaduk merata dan disiramkan ke bagian yang diserang semut.

Baca juga: Kampung Cipedak Jagakarsa Dinobatkan Jadi Kampung Alpukat

Biasanya, kata Jazuri, pohon alpukat cipedak akan berbuah antara dua sampai tiga tahun penanaman.

Apabila dirawat dengan cara yang benar, pohon alpukat tersebut akan menghasilkam sampai 50 kilogram alpukat.

Pohon alpukat cipedak, lanjut dia, sangat cocok ditanam sebagai tanaman di pekarangan rumah karena akarnya yang lunak.

"Jadi, jika dia mentok, maka dia akan turun, enggak langsung nembus lantai atau ubin rumah sehingga tidak merusak," ucap dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maling Brankas di Ciracas Sudah Pantau Situasi 3 Hari Sebelum Beraksi

Maling Brankas di Ciracas Sudah Pantau Situasi 3 Hari Sebelum Beraksi

Megapolitan
Adian Napitupulu Ajak Pedemo Audiensi Soal Hak Angket di Dalam Gedung DPR

Adian Napitupulu Ajak Pedemo Audiensi Soal Hak Angket di Dalam Gedung DPR

Megapolitan
Tamin: Saya Enggak Menyangka Bisa Jadi Marbut Masjid

Tamin: Saya Enggak Menyangka Bisa Jadi Marbut Masjid

Megapolitan
Penerangan JPO Depan Trisakti Dikeluhkan Redup, Pengamat: Jangan-jangan Tidak Ada Anggaran...

Penerangan JPO Depan Trisakti Dikeluhkan Redup, Pengamat: Jangan-jangan Tidak Ada Anggaran...

Megapolitan
Penyalurannya Tak Merata, Golkar DKI Usul Bantuan KJP Dialihkan Jadi Sekolah Gratis

Penyalurannya Tak Merata, Golkar DKI Usul Bantuan KJP Dialihkan Jadi Sekolah Gratis

Megapolitan
Dokter Gadungan di Bekasi Praktik 5 Tahun, Mengaku Terdesak Kebutuhan Ekonomi

Dokter Gadungan di Bekasi Praktik 5 Tahun, Mengaku Terdesak Kebutuhan Ekonomi

Megapolitan
Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis, F-Golkar: Anggaran Hanya Beda Dikit

Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis, F-Golkar: Anggaran Hanya Beda Dikit

Megapolitan
Heru Budi Bakal Kembangkan Kepulauan Seribu Jadi 'Food Estate' Jakarta

Heru Budi Bakal Kembangkan Kepulauan Seribu Jadi "Food Estate" Jakarta

Megapolitan
Ada Demo, Arus Lalu Lintas di Depan Gedung DPR/MPR Dialihkan

Ada Demo, Arus Lalu Lintas di Depan Gedung DPR/MPR Dialihkan

Megapolitan
Barista Kedai Kopi di Jaksel Luka-luka Usai Diserang Orang Tak Dikenal

Barista Kedai Kopi di Jaksel Luka-luka Usai Diserang Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Ada Demo di Depan DPR, Polisi Tutup Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi

Ada Demo di Depan DPR, Polisi Tutup Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi

Megapolitan
Di Usia Senja, Marbut di Pondok Labu Ini Tak Punya Kartu Lansia dan BPJS

Di Usia Senja, Marbut di Pondok Labu Ini Tak Punya Kartu Lansia dan BPJS

Megapolitan
Megahnya Masjid As Sofia Bogor yang Disebut Miniatur Masjid Nabawi

Megahnya Masjid As Sofia Bogor yang Disebut Miniatur Masjid Nabawi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 19 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 19 Maret 2024

Megapolitan
Soal Gaji Marbut Masjid, Tamin: Alhamdulillah, yang Penting Bersyukur

Soal Gaji Marbut Masjid, Tamin: Alhamdulillah, yang Penting Bersyukur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com