Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Proyek ITF Sunter Masih Terbengkalai

Kompas.com - 27/06/2019, 15:39 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pada 20 Desember 2018, hingga saat ini belum tampak pembangunan dilokasi pengelolaan sampah dalam kota itu.

Dari pantauan Kompas.com pada Kamis (27/6/2019), tak terlihat ada pengerjaan di proyek yang bernillai 250 juta dollar Amerika Serikat (AS) tersebut.

Di pintu gerbang kawasan yang berada dekat Rumah Pompa Sunter Sentiong, pagar dibiarkan terbuka sehingga orang bebas masu keluar lokasi tersebut. Di gerbang tersebut terdapat gapura yang dipasangi spanduk bertulis "Di lokasi ini segera dibangun proyek pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Kegiatan Strategis Daerah (KSD)."

Baca juga: Sudah Groundbreaking, Pembangunan ITF Sunter Belum Dimulai

Sedikit melewati bagian gerbang tampak sebuah pos sekuriti. Namun di dalamnya tak ada petugas yang berjaga.

Di samping pos tersebut terlihat dua petugas dari Dinas Lingkungan Hidup yang tengah tertidur di atas kasur yang terbentang di sana. Di dekat pos itu terparkir tiga buah truk warna oranye milik Dinas Lingkungan Hidup Jakarta.

Selebihnya hanya ada lahan luas dengan gundukan sampah di beberapa titik. Di bagian tengah lahan ada beberapa pohon yang dikelilingi rumput. Sejumlah kambing makan rumput-rumput tersebut.

Sejatinya ada gerbang lain yang mengarah ke Jalan Sunter Permai Raya. Namun gerbang itu ditutup.

Bejo (50), pedagang mie ayam yang berjualan di dekat gerbang ITF mengatakan, belum ada kegiatan pembangunan di sana.

"Belum ada kegiatan, belum jelas ini, belum ada kabar kapan mau dibangun," kata Bejo.

Sehari-hari, kata dia, hanya ada truk-truk sampah bergantian datang ke lokasi itu. Para sopir truk ingin berisitirahat di sana.

Baca juga: Fraksi Nasdem Minta DKI Percepat Pembangunan ITF Sunter

Tuti (45) warga sekitar juga membenarkan hal tersebut.

"Ya paling ada satpam doang yang mondar mandir ke sana ke sini mulai dari jam 06.00 WIB," ucapnya.

Saat melakukan groundbreaking di area tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, ITF Sunter itu akan mampu mengolah 2.200 ton sampah per hari.

Keberadaan ITF itu disebutnya akan mengurangi beban Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang yang selama ini menampung seluruh sampah dari Jakarta.

"Selama ini, apa yang kita lakukan, kita kirim ke TPST Bantargebang. Konsekuensinya jadi panjang. Selain menimbulkan masalah lingkungan di tempat lain, kita juga merasakan efek dari retase truk-truk kita yang membawa sampah ke wilayah-wilayah tetangga kita," ujar Anies kala itu.

Proyek yang dikerjakan PT Jakarta Propertindo itu bekerjasama dengan perusahaan asal Finlandia, Fortum Power. Proyek itu ditargetkan Anies rampung dalam tiga tahun ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com