Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

90 Persen Tawon yang Dievakuasi dari Rumah Warga Jenis Vespa Affinis

Kompas.com - 06/07/2019, 15:10 WIB
Vitorio Mantalean,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena tawon jenis Vespa affinis kembali mencuat setelah petugas Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur mengevakuasinya pada Senin (1/7/2019), di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Tawon jenis ini pernah menewaskan tujuh orang warga di Klaten, Jawa Tengah dalam rentang 2017-2018.

Rupanya tawon Vespa affinis yang dijuluki tawon ndas itu merupakan "makanan sehari-hari" petugas pemadam kebakaran, selain tugas memadamkan kebakaran.

Baca juga: Mematikan, Ini 5 Fakta Tawon Vespa Affinis yang Ditemukan di Jakarta

"Sebagian besar tawon yang kami evakuasi sangat membahayakan, karena tawonnya jenis tawon ndas. Itu hampir semua wilayah tawonnya tawon ndas," ujar Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, Gatot Sulaiman kepada Kompas.com, Sabtu (6/7/2019).

Selama memimpin operasi penyelamatan dan pemadaman kebakaran, Gatot menyebut hanya ada dua jenis sarang tawon yang dievakuasi, yakni tawon madu dan tawon ndas.

"Sekitar 80-90 persen yang ditemui ya tawon ndas. Dia berbahaya karena dia tawon liar. Sementara kalau tawon madu kan beda lagi, dia enggak liar dan bisa diambil madunya," jelas Gatot.

Baca juga: Dipenuhi Gedung Bertingkat, Bagaimana Tawon Mematikan Vespa Affinis Hidup di Jakarta?

"Tapi tawon madu sangat jarang kita temui, walaupun untuk penanganannya sama saja dengan tawon ndas," imbuhnya.

Sebagai informasi, selama 6 bulan terakhir, sarang tawon ndas cukup banyak ditemui di wilayah Jakarta Timur. Kecamatan Cipayung menorehkan catatan 31 kali evakuasi sarang tawon sejak awal Januari 2019.

Gatot kembali menegaskan bahwa keberadaan tawon ndas bukan merupakan fenomena yang langka.

"Tidak ada yang spesial di tahun ini," jawab Gatot ditanya soal tawon ndas yang jadi perbincangan akhir-akhir ini.

Baca juga: Tawon Vespa Affinis di Jakarta Mampu Bunuh Manusia Dalam Sekejap

Kendati demikian, ia mengimbau agar warga tetap giat membersihkan rumah dan mengantisipasi adanya benih sarang tawon, sebelum telanjur membesar.

Pasalnya, selain tak mengenal musim, tawon ndas juga kadang bersarang di bagian-bagian rumah yang sulit dijangkau. Jika tak sanggup menghalau, petugas pemadam kebakaran siaga 24 jam untuk mengevakuasi sarang tawon.

Baca juga: Petugas Damkar Evakuasi Sarang Tawon Vespa Affinis yang Mematikan

Tawon Vespa affinis berbahaya dan mampu mematikan manusia dalam sekejap.

Peneliti Biologi LIPI Rosichon Ubaidillah mengatakan bahwa tawon ini menjadi berbahaya jika menyerang secara berkelompok.

"Apabila sengatan cukup banyak dan orangnya sensitif atau alergi dengan racun (venom) sengat, tidak akan lama bertahan hidup," kata Rosichon ketika dihubungi, Selasa (2/7/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com