Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satpol PP Ungkap Alasan Sulitnya Tertibkan Pencari Suaka yang Tempati Trotoar Kebon Sirih

Kompas.com - 08/07/2019, 18:02 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Bernard Tambunan mengaku kesulitan menertibkan para pencari suaka yang masih tinggal dan tidur di atas trotoar depan Kantor United Nations High Commissioner for Refugeest (UNHCR) di Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat.

"Kami mau bantu penyelesaian ini, tapi kita harus hati-hati karena ini berkaitan dengan WNA (warga negara asing). Kalau pun Satpol PP tertibkan dan angkut, nantinya mau dipindahkan ke mana," ujar Bernard saat dihubungi Senin, (8/7/2019).

"Kalau penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) kan kita bisa pindahkan ke dinsos, kalau WNA mau dipindahkan ke mana coba?" lanjutnya.

Bernard mengatakan, sejumlah instansi perlu bergabung mencarikan solusi tempat tinggal untuk para pencari suaka ini.

Sebab, dalam Peraturan Presiden nomor 125 tentang pengungsi luar negeri menyebutkan bahwa penanganan pengungsi dilakukan berdasarkan kerja sama antara pemerintah pusat dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Jadi sebenarnya ada beberapa instansi yang terlibat, termasuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki tugas mencarikan tempat," ucapnya.

Baca juga: Tunggu Kepastian UNHCR, Pencari Suaka Masih Bertahan di Trotoar Kebon Sirih

Bernard mengaku, penertiban para pencari suaka ini juga terkendala dengan anggaran pihaknya yang kurang.

"Nah kalau biaya akomodasi dan segala macam itu kan pemda, termasuk Satpol PP sendiri tidak punya anggaran. Dinas Sosial sendiri kan sama hanya menganggarkan untuk warga negara Indonesia tidak untuk WNA. Ini juga yang jadi kesulitannya," tambah Bernard.

Oleh karena itu, pihaknya akan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, termasuk UNHCR, untuk mencari solusi bagi pencari suaka.

"Kami akan konsul dulu dengan UNHCR, pencari suaka ini akan ditempakan di mana, entah di Kalideres atau tempat baru," ujar Bernard.

"Mungkin minggu depan akan ada tindakan, kita menunggu dari Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Jakarta yang akan bersurat ke instansi terkait. Baru nanti kita bareng-bareng ke lapangan, baik dari Satpol PP maupun instansi kepolisian," lanjutnya.

Sebelumnya, pencari suaka dari Afghanistan dan Somalia masih bertahan tinggal di atas   trotoar Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, tepatnya di depan Kantor United Nations High Commissioner for Refugees hingga saat ini, Senin (8/7/2019).

Pantauan Kompas.com, para pengungsi tampak tidur beralaskan terpal dan beratap terik sinar matahari.

Baca juga: Pencari Suaka Tak Mau Pindah dari Trotoar Kebon Sirih

Mereka harus nyaman dengan suara klakson kendaraan yang melintas di Jalan Kebon Sirih itu.

Keberadaan mereka juga membuat trotoar Jalan Kebon Sirih tidak tertib. Sebab mereka menjemur baju di atas tali yang mereka kaitkan di halte.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com