Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita dari Pasar Asemka yang Kian Semrawut...

Kompas.com - 09/07/2019, 18:50 WIB
Anastasia Aulia,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Klakson, asap kendaraan, teriakkan pedagang, lalu lalang pengunjung yang bercampur aduk memperlihatkan betapa semrawutnya kawasan Pasar Asemka di Kelurahan Pinangsia, Jakarta Barat.

Kantong parkir yang ditempatkan di pinggir jalan membuat sempit akses kendaraan yang ingin melewati daerah tersebut.

Rehan (30) salah satu pedagang kaki lima yang berjualan di putaran Jalan Raya Asemka mengaku sudah terbiasa berjualan di pinggir jalan.

"Ya orang engga ada tempat lagi, mau jualan dimana" kata Rehan.

Menurutnya berjualan di pinggir jalan seperti kawasan Pasar Asemka cukup menguntungkan. Lantaran banyaknya pengunjung yang tertarik dengan barang murah yang ditawarkan oleh pedagang di sana. Ia pun mengaku tidak masalah bila ditertibkan oleh petugas.

Baca juga: Berburu Pernak-pernik Natal di Pasar Asemka

"Diusir ya biasa, orang kita salah juga di jalan. Kalo diusir nurut saja, tapi entar turun lagi" ujarnya.

Selain Rehan, pedagang sepatu bernama Idan (40) asal Maluku juga mengatakan hal yang sama. Ia mengaku bahwa dirinya 'bandel' karena berjualan di pinggir jalan.

"Iya bandel tapi mau bagaimana? Masih ada yang beli" ujarnya.

Namun di balik manisnya omset pedagang, terdengar keluhan pengunjung yang merasa tidak nyaman berbelanja di sana. Meskipun, mereka juga tidak bisa memungkiri tawaran yang diberikan kawasan Pasar Asemka terlalu menggoda untuk diabaikan.

"Murah-murah sih tapi enggak nyaman banget. Banyak PKL dan kendaraan lewat" ujar Trisna (45), pria yang baru saja selesai membeli keperluan sekolah untuk anak-anaknya.

Ia juga mengomentari parkir motor yang disediakan di pinggir jalan yang membuat jalanan sempit.

Baca juga: Pasar Asemka Diserbu Pembeli Jelang Tahun Ajaran Baru

Menurutnya pemerintah seharusnya bisa menertibkan situasi seperti ini demi kenyamanan pengunjung Pasar Asemka. Ia pun menyarankan untuk dibuatkan kios khusus untuk PKL dan lahan parkir yang tidak mengganggu jalan.

Mei (23) juga mengeluhkan hal yang sama. Kondisi jalan di kawasan Pasar Asemka sangat semrawut dan membuat susah akses jalan, baik pejalan kaki maupun kendaraan.

"Enggak nyaman banget. Banyak kendaraan, banyak PKL juga. Jalannya jadi susah gitu" ujarnya.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Selasa siang (9/7/2019), terlihat banyak pedagang kaki lima menjajakan dagangannya di sepanjang Jalan Petak Baru hingga Jalan Asemka - Petongkangan.

Barang yang dijual pun beragam, mulai dari tas sekolah, topi, sepatu, makanan hingga aksesoris, dan dekorasi rumah.

Banyaknya pengunjung yang berbelanja di pedagang kaki lima serta kondisi trotoar yang tidak teratur membuat lalu lintas menjadi macet. Terutama di putaran bawah Flyover Pasar Pagi. Apalagi, tidak terlihat ada petugas yang mengatur lalu lintas atau aparat yang menertibkan kawasan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com