Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

450 Personel Bakal Dikerahkan Bersihkan Kali Tegal Amba yang Penuh Sampah

Kompas.com - 10/07/2019, 07:30 WIB
Dean Pahrevi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satuan Pelaksana UPK Badan Jakarta Timur Leo Tantino mengatakan, pihaknya bakal mengerahkan 450 personel dari berbagai instansi pemerintahan untuk membersihkan Kali Tegal Amba yang kotor dipenuhi sampah.

Leo mengatakan, kegiatan yang dinamai "Gerebek Kali Tegal Amba" itu bakal dilaksanakan pada Sabtu (13/7/2019) sekitar pukul 08.00 WIB.

Harapanya, kali yang melintasi tiga wilayah kelurahan itu bisa bersih dari sampah.

"Rencananya hari Sabtu ini kita akan lakukan program gerebek sampah di Kali Tegal Amba dengan melibatkan 450 orang yang terdiri dari unsur UPK Badan air, SDA, Bina marga, PPSU, kehutanan dan Satpol PP," kata Leo kepada Kompas.com, Selasa (9/7/2019).

Baca juga: Melihat Lebih Dekat Kondisi Kali Tegal Amba yang Dipenuhi Sampah

Menurut Leo, pihaknya sebelumnya kerap melakukan kegiatan gerebek Kali Tegal Amba. Namun sampah kembali menumpuk di kali tersebut.

Dia menduga sampah berasal dari warga bantaran kali yang buang sampah sembarangan. Sebab, kali tersebut buntu dan putus sehingga tak ada aliran air kali lain yang masuk ke kali itu.

"Kondisi Kali Tegal Amba sudah lama seperti itu dan asalnya dari warga yang mungkin perlu penyadaran pola pikirnya untuk tidak buang sampah sembarangan," ujar Leo.

Baca juga: Kata Warga soal Kali Tegal Amba Penuh Sampah: Nyamuknya Banyak Sampai Bisa Bikin Peyek

Leo menambahkan, pihaknya membutuhkan bantuan dari Sudin Sumber Daya Air (SDA) untuk menyediakan alat berat guna mengangkut lumpur yang menumpuk di permukaan kali.

"PJLP selalu membersihkan terus tapi perlu keterlibatan (Sudin) SDA untuk pengerukan lumpur yang sudah pekat. Nanti akan rapatkan dan bicarakan dengan SDA," ujar Leo.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Kali Tegal Amba itu terlihat kotor penuh sampah plastik, kemasan makanan, dan lainnya.

Kali yang melintasi tiga wilayah kelurahan, yakni Kelurahan Pondok Bambu, Duren Sawit, dan Klender itu juga kering diselimuti lumpur dan tanaman liar.

Hanya sedikit air yang mengalir di kali yang buntu di Jalan Amal, Kelurahan Pondok Bambu itu.

Bau tak sedap pun tercium dari kali. Bantaran kali juga nampak disesaki permukiman rumah warga.

Leo mengimbau kepada warga yang tinggal di dekat Kali Tegal Amba agar  tidak membuang sampah ke dalam kali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com