"Maaf, uang menjadi kendala bagi korban untuk berpindah dari tempat pengungsian. Menyewa rumah kan butuh uang, sementara uang korban kebakaran terbatas," kata Pudri berbisik.
Kendati demikian, ia bersyukur banyak bantuan yang datang, baik berupa makanan, minuman, pakaian sehari-hari, pakaian sekolah hingga sepatu.
Bantuan itu datang dari berbagai pihak mulai dari BNPB, Kementerian Sosial RI, Dinas Sosial DKI Jakarta, Suku Dinsos Jakarta Selatan, Kecamatan Tebet, Kelurahan Manggarai, partai, yayasan, korporasi, hingga masyarakat sekitar.
Terpal dan karpet
Menurut Pudri, salah satu solusi sederhana bagi korban kebakaran untuk kembali ke rumah, yakni ketersediaan terpal dan karpet.
"Beberapa rumah terkena kebakaran temboknya masih berdiri tegak, sehingga bagian atasnya masih memungkinkan dipasang terpal sebagai pengganti atap rumah dan karpet sebagai alas untuk tidur," ujarnya.
Setidaknya, menurut dia, solusi itu dapat dijadikan tempat peristirahatan sementara meski di tengah puing seraya menunggu waktu untuk kembali membangun rumahnya.
"Beberapa korban ada yang ingin kembali ke rumah masing-masing, namun minimnya ketersediaan terpal dan karpet membuat warga enggan kembali ke rumahnya," ujarnya.
"Kalau ada terpal, setidaknya warga terutama bapak-bapaknya bisa tidur di tempat layak, tidak disembarang tempat seperti halaman masjid atau di garasi warga yang tidak terkena musibah," katanya.
Salah satu warga RT 04, Dade (52) berencana menempati puing rumahnya jika sudah ada terpal dan karpet sebagai tempat tinggal sementara.
"Rumah saya terkena tapi tidak sampai rata. Tapi tidak bisa pulang. Kalau tidak ada terpal dan karpet bagaimana bisa kami menempati atau tidur di tengah puing," ucapnya.
Pudri berangan-angan untuk membawa warganya untuk sedikit bergembira dengan bertamasya ke salah satu tempat wisata di Jakarta.
"Setelah semua pulih kita mau rencanakan piknik, yang dekat-dekat saja kaya Pantai Ancol," ujar Pudri.
Ia mengaku, rencana itu terpikirkan setelah melihat sebagian warganya yang terkena musibah kebakaran mengalami trauma dan emosi yang kurang stabil.
"Kami di sini tiba-tiba suka ingat kejadian itu (kebakaran), jadi sedih, solusinya mungkin piknik," ucapnya.