Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencoba Bangkit di Tengah Puing...

Kompas.com - 15/07/2019, 08:49 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

"Maaf, uang menjadi kendala bagi korban untuk berpindah dari tempat pengungsian. Menyewa rumah kan butuh uang, sementara uang korban kebakaran terbatas," kata Pudri berbisik.

Kendati demikian, ia bersyukur banyak bantuan yang datang, baik berupa makanan, minuman, pakaian sehari-hari, pakaian sekolah hingga sepatu.

Bantuan itu datang dari berbagai pihak mulai dari BNPB, Kementerian Sosial RI, Dinas Sosial DKI Jakarta, Suku Dinsos Jakarta Selatan, Kecamatan Tebet, Kelurahan Manggarai, partai, yayasan, korporasi, hingga masyarakat sekitar.

Terpal dan karpet

Menurut Pudri, salah satu solusi sederhana bagi korban kebakaran untuk kembali ke rumah, yakni ketersediaan terpal dan karpet.

"Beberapa rumah terkena kebakaran temboknya masih berdiri tegak, sehingga bagian atasnya masih memungkinkan dipasang terpal sebagai pengganti atap rumah dan karpet sebagai alas untuk tidur," ujarnya.

Setidaknya, menurut dia, solusi itu dapat dijadikan tempat peristirahatan sementara meski di tengah puing seraya menunggu waktu untuk kembali membangun rumahnya.

"Beberapa korban ada yang ingin kembali ke rumah masing-masing, namun minimnya ketersediaan terpal dan karpet membuat warga enggan kembali ke rumahnya," ujarnya.

"Kalau ada terpal, setidaknya warga terutama bapak-bapaknya bisa tidur di tempat layak, tidak disembarang tempat seperti halaman masjid atau di garasi warga yang tidak terkena musibah," katanya.

Salah satu warga RT 04, Dade (52) berencana menempati puing rumahnya jika sudah ada terpal dan karpet sebagai tempat tinggal sementara.

"Rumah saya terkena tapi tidak sampai rata. Tapi tidak bisa pulang. Kalau tidak ada terpal dan karpet bagaimana bisa kami menempati atau tidur di tengah puing," ucapnya.

Pudri berangan-angan untuk membawa warganya untuk sedikit bergembira dengan bertamasya ke salah satu tempat wisata di Jakarta.

"Setelah semua pulih kita mau rencanakan piknik, yang dekat-dekat saja kaya Pantai Ancol," ujar Pudri.

Ia mengaku, rencana itu terpikirkan setelah melihat sebagian warganya yang terkena musibah kebakaran mengalami trauma dan emosi yang kurang stabil.

"Kami di sini tiba-tiba suka ingat kejadian itu (kebakaran), jadi sedih, solusinya mungkin piknik," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com