JAKARTA, KOMPAS.com - Vino (9) dan Restu (12) mulai saling mengenal ketika keduanya menghabiskan banyak hari dirawat di sebuah rumah sakit. Meskipun masih anak-anak, keduanya merupakan penyintas kanker.
Kanker darah bersarang di tubuh Vino, sedangkan Restu mengidap kanker padat atau tumor otak.
Sabtu (27/7/2019), mereka tak lagi menghadap dinding rumah sakit atau rumah singgah. Keduanya menghirup udara bebas dan berkesempatan menjajal aneka wahana bermain di Taman Legenda Keong Emas Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
"Enggak, siapa yang takut?" kata Vino ketika Kompas.com menanyakan perasaannya selepas menjajal "bajak laut", wahana sejenis "kora-kora" di dufan.
"Tadi pas naik bajak laut cuma sempat sebentar tutup mata. Kata Restu kalau tutup mata enggak begitu kerasa," imbuhnya.
"Jadi kamu takut?" balas saya.
"Enggak, aku senang banget, siapa yang takut?" Vino berkelit.
Baca juga: Gembiranya Anak-anak Penyintas Kanker Menjajal Wahana di Taman Mini
Ia tampak lahap menyantap mi instan yang dibawa dari rumah. Sementara itu, Restu yang duduk di sampingnya saat naik bajak laut, justru terbaring di tenda medis.
"Restu yang takut dia merem terus," ujar Vino yang duduk di sisi saudaranya yang siang itu bertindak sebagai pendamping. Orangtuanya berhalangan menemaninya ke TMII hari ini.
Selesai makan, Vino mengenakan masker di wajahnya.
"Darahku suka enggak bagus, ngedrop gitu, kalau kepusingan, kecapekan, kurang makan, atau ada debu. Soalnya kan udara kotor masuk hidung masuk, langsung ke aliran darah," kata Vino yang mengidap leukimia sejak umur 4 tahun.
"Aku sudah selesai berobat, tinggal kontrol cek darahku. Kalo darahku enggak bagus, harus nginap tiap hari," ia menjelaskan.
Restu kemudian keluar dari tenda medis dengan kacamata bertengger di wajahnya yang penuh peluh. Bajunya basah oleh keringat. Kesadarannya tampak belum pulih. Ia enggan diajak bicara.
"Restu itu ada tumor otak waktu dia umur 5 tahun. Tahun 2014 mulai kemoterapi segala macam, sampai akhirnya sempat klir, bersih tahun 2016," ujar Yani, ibu Restu.
Namun, setelah tiga tahun menghirup udara bebas, Restu kembali didera penyakit kronis. Sebentuk kista tumbuh di sinusitisnya. Saat ini, kondisinya memang belum parah. Dokter masih mengizinkan Restu beraktivitas normal.