Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Padamnya Listrik, Cukur Manual hingga Ikan Hias Mati

Kompas.com - 07/08/2019, 07:19 WIB
Verryana Novita Ningrum,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemadaman listrik di Jawa pada akhir pekan hingga awal pekan ini berimbas banyak kepada masyarakat.

Segala aktivitas warga bergantung pada aliran listrik dari PLN.

Berikut fakta-fakta imbas padamnya listrik yang telah dirangkum Kompas.com.

1. Terlanjur potong rambut

Iwan Setiawan, salah satu pemangkas rambut di Family Barbershop di daerah Jakarta Barat bingung saat listrik tiba-tiba mati pada Minggu (4/8/2019) siang.

Pasalnya, saat itu dia sedang memotong rambut pelanggannya menggunakan alat cukur listrik.

Dia harus mencari siasat lain untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Sebab, tidak mungkin pelanggan pulang dengan rambut yang setengah terpotong.

Akhirnya Iwan terpaksa memangkas rambut pelanggannya dengan cara manual, yaitu dengan gunting.

2. Ikan hias mati

Pedagang ikan hias merugi setelah ikan dagangan mati karena kehabisan oksigen.

Salah satunya di Pasar Ikan Hias Kartini di Gunung Sahari, Jakarta Pusat.

Samirin, pedagangan yang sudah 20 tahun menjual ikan koi harus merelakan 16 ekor ikan koinya mati. Padahal, satu ikan koi ukuran sedang dihargai Rp 50.000.

Listrik yang mati mengakibatkan alat oksigen tidak dapat digunakan. Dampaknya, suplai oksigen untuk ikan terhenti.

Pedagang ikan hias lain, Dery, harus merelakan puluhan ikan hiasnya mati dalam waktu sehari saja.

Dia kehilangan 50 lebih ikan jenis manfish. Belum ikan hias lain yang mati sebanyak 2-4 ekor.

3. Puluhan ikan koi milik JJ Rizal mati

Sejarawan JJ Rizal juga terkena dampak pemadaman listrik. Setelah listrik mati selama dua hari, sebanyak 43 ekor ikan koi peliharaan di rumahnya di kawasan Depok, Jawa Barat, mati.

Padahal, sudah enam tahun Rizal memelihara ikan koi itu sebagai bagian dari ekosistem rumahnya agar tampak asri.

Ketika listrik padam, ikan koinya masih dalam keadan hidup dengan bantuan aerator yang dapat menyimpan daya listrik dan menghasilkan gelembung.

Namun, aerator itu hanya bisa bertahan selama paling panjang enam jam.

Sementara listrik padam di rumahnya kala itu lebih dari enam jam hingga membuat ikan koinya mengambang.

4. Toko genset laku keras

Padamnya listrik tak melulu merugikan sebagian orang. Pedagang genset meraup keuntungan besar.

Pemilik toko elektronik yang menjual genset di Pasar Proyek, Jalan KH Agus Salim, Bekasi Timur, Kota Bekasi, meraup omzet hingga ratusan juta rupiah hasil penjualan genset selama listrik padam.

Ajun, salah seorang pemilik toko elektronik, mengatakan, genset yang dijual sudah laku sebanyak 57 unit sejak listrik padam pada Minggu siang.

Adapun kisaran harga genset yang dijual dari Rp 1,8 juta hingga Rp 11 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com