Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Napak Tilas Sejarah Indonesia Lewat Penjara Bawah Tanah di Museum Sejarah Jakarta

Kompas.com - 18/08/2019, 18:38 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sehari setelah perayaan hari kemerdakaan ke-74 Republik Indonesia, warga Jakarta masih antusias untuk napas tilas sejarah Indonesia. 

Salah satunya terlihat dari antusiasme pengunjung di Museum Sejarah Jakarta di Jalan Taman Fatahillah, Jakarta Barat.

Pasalnya, tak ada kata telat untuk mempelajari sejarah karena bangsa besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.

Pantauan Kompas.com Minggu (18/8/2019), pengunjung dari berbagai kalangan memadati Museun Sejarah Jakarta. Orang tua tak segan membawa serta anak-anak mereka untuk mengenalkan sejarah Indonesia.

Baca juga: Cerita Di Balik Mobil Curian untuk Bung Karno

Anak-anak pun terlihat antusias untuk mengunjungi setiap sudut museum dengan tiga lantai tersebut.

"Ayah, itu apa?" tanya seorang anak berusia 9 tahun bernama Salsabila kepada ayahnya.

Museum Sejarah Jakarta di Jalan Taman Fatahillah, Jakarta Barat, Minggu (18/8/2019).KOMPAS.COM/RINDI NURIS VELAROSDELA Museum Sejarah Jakarta di Jalan Taman Fatahillah, Jakarta Barat, Minggu (18/8/2019).

"Itu penjara bawah tanah. Dulu tentara Indonesia dimasukkan ke sana (penjara bawah tanah) oleh penjajah," jawab Ayahnya yang diketahui bernama Sutopo.

"Penjajah itu apa?" tanya anaknya kembali.

"Penjajah itu negara yang mau merebut negara Indonesia. Jadinya, kita seperti diperbudak dulu, enggak merdeka. Penjajah itu ada negara Belanda dan Jepang," ujar Sutopo.

Baca juga: Museum Joang 45: Dari Hotel Mewah Zaman Belanda hingga Rencana Menculik Bung Karno

Sutopo pun membawa masuk anaknya tersebut ke dalam penjara bawah tanah yang kondisinya gelap dan sempit. Percakapan antara ayah dan anak itu pun masih berlanjut.

"Aku mau lihat ke dalam," kata Salsabila.

"Dulu para tentara dibunuh dan disiksa di sini (penjara bawah tanah)," ujar sang ayah.

Kepada Kompas.com, Sutopo mengatakan mengajak anaknya ke museum adalah salah satu cara mendidik anaknya untuk mencintai Indonesia.

"Hari ini kan libur, jalan-jalam sekalian mengenalkan sejarah kepada anak-anak. Saya memang mencari tempat yang bisa menggambarkan sejarah Indonesia. Menurut saya kalau penjara bawah tanah kan identik dengan perjuangan, jaman sekarang sudah enggak ada lagi penjara seperti itu," katanya.

Baca juga: Cerita Bekasi, Gelanggang Sabung Nyawa Pejuang Kemerdekaan Indonesia

Perjalanan napak tilas itu tak berhenti sampai di situ. Banyak masyarakat yang mengelilingi lantai dua dan lantai tiga museum tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com