Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Markas Ormas di Jakasampurna Bekasi Masih Kebal Gusuran Pemkot

Kompas.com - 20/08/2019, 15:46 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Tiga bangunan masih berdiri tegak di Jalan Bougenville Raya, Jakasampurna, Bekasi.

Padahal, puluhan rumah yang awalnya berdiri di samping tiga bangunan itu sudah rata dengan tanah setelah digusur Pemerintah Kota Bekasi pada 25 Juli 2019 lalu.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com pada Selasa (20/8/2019), tiga rumah yang dua di antaranya berspanduk ormas, tampak beraktivitas seperti biasa.

Bangunan paling ujung yang dindingnya dicat dominan biru, sekaligus bangunan paling luas, tampak terparkir beberapa mobil berlogo ormas loreng jingga. Salah satu mobil berlogo ormas itu berpelat merah.

Baca juga: Jerit Warga Gusuran di Jakasampurna, Bekasi, yang Tak Punya Lagi Tempat Bernaung

Salah seorang warga korban gusuran yang kini berjualan di Jalan Bougenville Raya mempertanyakan keadaan itu. Ia curiga ada praktik curang di balik tindakan Pemkot Bekasi itu.

"Enggak tahu pemerintah mau (gusur) apa emggak. Pertanyannya, kok ada pelat merah berlogo ormas itu, pelat B? Kalo mobil biasa enggak masalah. Ini kan gambarnya ormas mencolok banget," kata pria paruh baya yang takut menyebutkan namanya itu saat dijumpai Kompas.com, Selasa siang.

"Lihat saja nanti, bakal repot nih. Mungkin ada yang main apa gimana enggak tahu juga," tambahnya.

Cederai rasa keadilan warga

Warga lain, Ricky Pakpahan, juga sependapat. Dia curiga bahwa Pemerintah Kota Bekasi tak akan menggusur tiga bangunan itu, setidaknya dalam waktu dekat.

Pasalnya, tak tampak sama sekali sikap was-was dari penghuninya, seperti memindahkan isi rumah untuk mengantisipasi perintah penggusuran yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

"Lihat saja kayak enggak ada kejadian apa-apa, tenang-tenang saja, enggak ada jaga-jaga," ujar Ricky kepada Kompas.com, Selasa.

"Spanduk masih ada, mobil masuk begitu saja. Kayak biasa, enggak ada takutnya (mengantisipasi) kejadian apa-apa. Santai saja. Semua orang menanyakan sih, kok itu enggak digusur-gusur?" ia menjelaskan.

Baca juga: Pemkot Bekasi Klaim Penggusuran Perumahan di Jakasampurna Tak Langgar HAM

Menurut Ricky yang kini mengontrak rumah tak jauh dari Jalan Bougenville Raya, warga kerap mempertanyakan tindakan diskriminatif itu. Apalagi, di lahan bekas tempat tinggal mereka yang sudah digusur, puing-puing tak dibereskan sama sekali.

Warga sampai berpikir untuk membangun ulang tempat tinggal mereka di lahan tersebut secara semipermanen, ujar Ricky.

Langkah itu sebagai bentuk perlawanan sekaligus protes terhadap sikap pemerintah yang dianggap pilih kasih.

"Mereka menuntut keadilan, bahwa di daftarnya ada rumah itu, tapi yang jadi pertanyaan kok itu enggak digusur-gusur?" kata Ricky.

"Patokan kita bukan mau punya tanah di situ. Tapi, kenapa kok itu enggak digusur? Kalo memang adil kenapa enggak digusur sekalian?" imbuhnya.

Penggusuran rumah warga di Jalan Bougenville Raya RT 001 RW 011 oleh Kementerian PUPR melalui Pemerintah Kota Bekasi, Kamis (25/7/2019) diwarnai kontroversi.

Selain bentrok dengan warga dan menyisakan rumah ormas yang tak disentuh alat berat, penggusuran itu dianggap represif oleh Komnas HAM karena Pemerintah Kota Bekasi tak mengindahkan seruan untuk musyawarah mufakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com