JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Abdul Canter menyinggung nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat membahas anggaran pengadaan tanaman dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan (APBD-P) DKI 2019, Selasa (20/8/2019).
Mulanya, Wakil Ketua Komisi D Nasrullah memprotes jalur hijau di sepanjang Jalan Kebon Sirih yang gersang.
Dia meminta Dinas Kehutanan DKI Jakarta memperbaiki jalur hijau di sana dengan menanam tanaman yang bagus.
"Kebon Sirih masih banyak (jalur hijau) yang botak. Itu diinjek kucing juga rusak. Tanam dong yang bagus," ujar Nasrullah dalam rapat bersama Pemprov DKI di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Canter kemudian menanggapi pernyataan Nasrullah. Pernyataan Canter ditujukan kepada Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati.
"Jangan sampai Bu Risma bisa datangkan bunga sakura, ibu enggak bisa," kata Canter.
Ketua Komisi D Iman Satria kemudian mengusulkan anggaran tambahan untuk pengadaan tanaman di Jakarta. Dia juga mengusulkan Pemprov DKI menanam bougenville.
Setelah itu, Canter kembali menyinggung nama Risma.
"Harus jadi saingannya Bu Risma, Bu," ucapnya.
Di akhir pembahasan, Komisi D dan Pemprov DKI sepakat menambah anggaran pengadaan tanaman.
Namun, besaran tambahan anggaran itu baru akan diputuskan dalam rapat Badan Anggaran.
Seusai rapat, Suzi mengklarifikasi pernyataan Canter soal sakura. Dia menyebut yang benar adalah tabebuya.
"Mungkin bukan bunga sakura kali, kelihatannya seperti bunga sakura, tapi sebenarnya tabebuya," ujar Suzi.
Menurut Suzi, Dinas Kehutanan DKI juga sudah menanam tanaman tersebut sejak tahun lalu.
Dinas Kehutanan juga baru menanam tabebuya di bawah Simpang Susun Semanggi dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 RI.
"Sebenarnya tahun lalu kita sudah mulai (tanam), tapi yang warnanya kuning," kata Suzi.
"Di Semanggi baru kita tanam. Kemarin sudah kita tanam secara simbolis, satu kupingan itu kita tanam 17 kokoloba, 8 dadap kuning, 45 tabebuya," tambahnya.
Dinas Kehutanan juga akan menanam tabebuya di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara.
Dinas Kehutanan menyiapkan anggaran Rp 9,9 miliar untuk pengadaan berbagai jenis tanaman, termasuk tabebuya.
"Di Jakarta itu akan kita lokalisir tempatnya, yaitu Jakarta Pusat warna tabebuyanya pink, di Jakarta Selatan ungu, di Jakarta Utara kuning," ucap Suzi.
Tabebuya mekar di Surabaya
Bunga dari pohon tabebuya yang mirip dengan bunga sakura bermekaran di sejumlah jalan protokol di Surabaya, antara lain Jalan Ahmad Yani, Jalan Darmo, Jalan Raya Gubeng Surabaya, Jalan Mayjend Sungkono, dan Jalan Adityawarman, pada November 2018.
Mekarnya bunga tabebuya itu marak di media sosial. Foto-fotonya viral di media sosial. Warga menyebut, Surabaya bak Negeri Sakura.
Pemerintah Kota Surabaya sebenarnya telah mengembangbiakkan pohon itu sejak tahun 2010. Hasilnya, baru bisa dinikmati akhir tahun lalu. Warga disuguhi pemandangan layaknya di Jepang.
Tabebuya yang tumbuh di Surabaya memiliki beberapa varian warna, yakni kuning, pink, putih, dan warna ungu. Risma disebut sebagai pencetus awal ide menanam tabebuya.
Bunga tabebuya di Surabaya kembali mekar pada Juli lalu.
Risma menyebut bakal memperbanyak bunga tabebuya di sejumlah sudut Kota Pahlawan.
Tidak hanya di jalan protokol, bunga tabebuya juga akan ditanam di sejumlah taman kota, salah satunya Taman Ngagel Surabaya, yang telah dilengkapi fasilitas jogging track.
Menurut Risma, bunga tabebuya perlu diperbanyak agar masyarakat Surabaya lebih leluasa menikmati indahnya bunga tabebuya dengan beraneka warna.
"Nanti kita adakan penanaman (bunga tabebuya) bareng. Kita sudah ngumpulin seribu lebih, nanti kuat-kuatan nanemnya," kata Risma, Sabtu (27/7/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.