Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Oma A Lian, Lansia yang Masih Aktif dan Penuh Semangat

Kompas.com - 24/08/2019, 07:56 WIB
Hilel Hodawya,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tatapan matanya cerah dan berseri-seri. Kulitnya yang berwarna putih kekuningan membalut setiap bagian tubuh mungilnya.

Helai-helai rambut putih nan tebal membingkai wajahnya yang berbentuk oval. Bibir tipisnya tak pernah berhenti menyunggingkan senyuman.

Itulah ciri-ciri yang tepat untuk menggambarkan Oma A Lian, wanita berusia 74 tahun yang telah dua bulan menetap di Panti Werdha Wisma Mulia.

Di usianya yang sudah tidak muda lagi, ia memilih untuk tinggal di panti werdha bersama dengan orang-orang lanjut usia (lansia) lainnya yang sepantar dengannya.

Banyak cerita yang A Lian dengar tentang risiko tinggal seorang diri sebagai lansia. Ia sendiri pernah melihat temannya jatuh sakit namun tidak ada yang bisa menolong karena tinggal seorang diri.

Baca juga: Lebih dari 1.300 Lansia Telantar Dirawat di Panti Sosial Milik Pemprov DKI

Hal itulah yang melatarbelakangi keputusan A Lian untuk menetap di panti werdha.

"Makanya aku lihat itu takut. Jadi aku begini aja," tuturnya.

Sebelumnya, Oma A Lian tinggal di daerah Angke, Jakarta Barat. Setelah menjual rumahnya, ia memilih Panti Werdha Wisma Mulia karena lokasinya yang cukup dekat.

Saat masih muda, perempuan kelahiran Lampung ini bekerja sebagai pengajar Bahasa Mandarin di Sukabumi, kota tempat ia dibesarkan. Setelah pindah ke Jakarta dan berkeluarga, ia berhenti bekerja untuk fokus mengurus keluarga.

Kini, anaknya telah tinggal dan bekerja bertahun-tahun di Amerika.

"Anak aku ada di luar negeri. Dia enggak mau pulang."

Sampai saat ini, A Lian masih rutin berkomunikasi dengan teman-temannya melalui aplikasi WhatsApp. Hal itu diakui karena dirinya suka berbaur dan melakukan banyak aktivitas.

"Aku demen gaul, aktif. Aku ada kumpulan teman, kalau karaoke aku ikut. Kalau ada apa aku masih ikut," ujar A Lian.

Selain itu, bersosialisasi di usianya saat ini dirasa bisa membantu otak dan tubuhnya agar terus diasah.

Baca juga: Lansia Produktif di Jakarta Dapat Bantuan untuk Usaha

"Jadi aku biar sendirian tapi aku aktif. Enggak mudah pikun. Cuma terlalu pakai otak kalau sudah tua juga susah."

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com