Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Taufiq, Seorang Tunanetra yang Berjuang Mencari Pekerjaan

Kompas.com - 24/08/2019, 08:20 WIB
Cynthia Lova,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok penyandang disabilitas masih menghadapi tantangan dalam bekerja. Bagi banyak perusahaan, keterbatasan fisik mereka dianggap sebagai kendala dalam bekerja. 

Tak jarang, mereka kerap diremehkan saat melamar pekerjaan. Padahal, kemampuan mereka tak kalah dengan orang lainnya. 

Seperti yang dialami oleh Taufiq (20), seorang tunanetra yang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan.

Di sela-sela upaya Taufiq menjelajahi setiap booth perusahaan yang membuka lowongan kerja untuk difabel dalam acara Job Fair Diversability 2019, dia bercerita suka dukanya mencari pekerjaan.

Baca juga: Job Fair Khusus Difabel Digelar, Ada 18 Perusahaan yang Buka Lowongan

Ia mengaku, seringkali mendapatkan perlakuan buruk dari beberapa perusahaan ketika melamar pekerjaan karena keterbatasannya tak bisa melihat.

Taufiq terus berjuang mengirimkan lamaran pekerjaan. Namun, banyak perusahaan yang hanya menelepon dan memanggilnya interview, tanpa memberi kejelasan.

“Kadang dipanggil untuk interview, tapi setelah itu udah tidak ada kabar lagi apakah saya diterima atau enggak menjadi pegawainya,” ujar Taufiq di Job Fair Diversability, Atma Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (23/8/2019).

Meski demikian, semangat Taufiq tak lantas surut untuk terus mencari pekerjaan. Tiada hari yang ia lewati untuk melamar pekerjaan lewat e-mail.

Baca juga: Job Fair Khusus Difabel Digelar, Ini Beberapa Tawaran Posisi yang Dibuka

Bahkan, menurut dia, banyak pula yang justru meremehkan kemampuannya. Taufiq pernah dipanggil suatu perusahaan menjadi telemarketing. Namun, tetap tak membuahkan hasil yang baik. 

“Mereka justru bilang ‘nanti baca skripnya bagaimana’. Padahal, sudah bilang ada komputer bicara juga, sudah mudahlah tapi enggak boleh juga dengan alasan nanti enggak bisa baca skrip. Padahal dia enggak tahu kemampuan saya,” katanya.

Menerima kenyataan itu, Taufiq pun kecewa. Dia lalu berusaha bangkit. 

Menurut dia, banyak perusahaan yang menganggap tunanetra akan kesulitan bekerja karena mereka membutuhkan fasilitas huruf braille. Padahal, hal ini harusnya tak perlu dirisaukan.

Di era serba teknologi saat ini, kemudahan pun diberikan. Perusahaan cukup mengunduh screen reader di dalam komputernya. Ini akan sangat mudah digunakan untuk penyandang disabilitas di dunia kerja.

“Harusnya perusahaan-perusahaan mampu mengadakan screen reader di dalam komputernya sehingga tunanetra bisa menggunakannya tanpa perlu bantuan braille di komputer itu,” kata dia.

Menjadi Tunanetra

Taufik bercerita, dia menjadi penyandang tunanetra baru lima tahun sejak 2014 lalu. Penyakit kelainan pembuluh darah membuat dia kehilangan seluruh penglihatan kala itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com