"Nah dia (puskesmas) ngasih solusi (diberikan) nomor-nomor yang bisa dihubungi buat ambulans (jenzah)," tutur Supriyadi.
Salah satu nomor telepon yang dihubungi Supriyadi adalah nomor 021-55771135. Berdasarkan penelusuran Kompas.com di website Pemkot Tangerang, nomor itu terdaftar sebagai nomor kontak ambulans gratis Kota Tangerang.
"Saya nelpon diterima, diangkat 'Selamat sore Bapak dengan ambulans gratis Kota Tangerang ada yang bisa saya bantu'. Saya lagi ngomong, katanya sinyalnya putus-putus," ujarnya.
Supriyadi pun berkeliling-keliling Puskesmas Cikokol untuk mencari lokasi sinyalnya baik tetapi hasilnya nihil. Tiga kali ia coba mengontak call center tersebut tetapi tetap sulit terhubung.
Ia lantas menghubungi nomor-nomor lain, yakni 021-5484544 yang tercatat sebagai pelayanan pemakaman DKI Jakarta dan nomor darurat 112. Namun Supriyadi mengaku tetap tidak terhubung ke nonor-nomor tersebut.
Baca juga: Paman yang Gendong Jenazah Keponakan Tak Salahkan Puskesmas Cikokol
"Terus saya cari lagi, saya hubungi adik saya yang di Ciledug (Tangerang). Temannya katanya bisa cariin mobil ambulans. Dia ada, cuma disuruh ambil kuncinya di rumah. Posisi dia lagi kerja. Makanya, pas ditanya berapa lama sampai di sini, kata dia bisa lama karena lagi jam (pulang) kerja kan dari Ciledug," ujarnya.
Ia juga sempat meminta bantuan pihak puskesmas untuk menghubungi nomor-nomor yang bisa menyediakan ambulans jenazah.
Namun, pihak puskesmas juga menemukan kebuntuan yang saama.
"Karena makin sore, ya sudah saya putuskan. Saya tanya saudara saya yang lagi nungguin, bisa enggak bawa jenazah pakai motor. Bisa kata dia. Yaudah, akhirnya saya bawa," ucapnya.
Pihak puskesmas sempat mencegah Supriyadi membawa korban tanpa ambulans. Namun Supriyadi, yang kekeh ingin segera menguburkan keponakannya, tetap berlalu.
Saat akan menyeberang jalan menggunakan JPO, seorang pengendara mobil menawarkan diri untuk mengantarkan Supriyadi dan jenazah keponakannya menuju kediamannya.
Supriyadi mengaku, ia sama sekali tidak menyalahkan Puskemas Cikokol atas peristiwa tersebut.
Sebagai seorang yang pernah bekerja di rumah sakit meski hanya sebagai satpam, ia mengerti bahwa tempat layanan kesehatan harus mengikuti SOP.
"Enggak masalah, kalau puskesmas kan melaksanakan prosedur kerja karena dia ada aturan, dia menjelaskan itu untuk membawa pasien," ujarnya.
Ia justru lebih menyesali sulitnya mendapatkan mobil jenazah saat peristiwa itu terjadi.