Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembakaran Limbah Plastik di Desa Sindang Jaya Sudah Berlangsung Bertahun-tahun

Kompas.com - 28/08/2019, 14:51 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sampah menggunung dengan ketinggian bervariasi dan kepulan asap hitam terlihat di beberapa titik tanah lapang yang berada di Desa Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (28/8/2019).

Beberapa tanah lapang yang ada di wilayah tersebut hampir semua diisi dengan limbah plastik. Di sampingnya, terdapat sebuah bangunan kayu untuk meneduh bagi pengelolah limbah.

Tanah lapang ini diketahui sebagai tempat pembakaran limbah plastik. Memang tak ada aktifitas yang berlebihan di sana, tetapi pembakaran limbah plastik di sini sudah berlangsung bertahun tahun.

Baca juga: Cerita Anak Tukang Rongsok Ubah Limbah Plastik Jadi Lukisan Nissa Sabyan, Sempat Gagal Berkali-kali

Saat Kompas.com menghampiri, sejumlah mata para pekerja di tempat ini memandang sinis. Mereka sesekali berhenti dan melanjutkan kegiatannya lantaran kehadiran orang asing.

Warga setempat menceritakan, hampir setiap hari ia merasakan udara di area rumahnya terpapar asap hitam yang terbawa angin. Sudah lama keluarganya mengalami kondisi tersebut.

"Itu pembakaran plastik kalau yang saya tahu sih jadi dipilih-pilih plastik yang bagus. Nah yang jelek itu dibakar," kata Muslimah (43) saat ditemui, Rabu (28/8/2019).

Muslimah mengatakan, limbah-limbah plastik di tanah lapang Desa Sindang Jaya datang dari perhotelan dan beberapa usaha lainnya. Plastik itu dibakar setiap hari.

Bahkan, di kala pagi hari yang seharusnya warga menghirup udara segar, terpaksa kembali menutup rapat pintunya.

"Ya karena mungkin bakarnya malam terus masih ada sisa-sisa asap. Itu kalau pagi kan udara masih segar ya, kecium baunya. Itu kalau lagi bakar paling kami di dalam tutup rapat pintu," katanya sambil meluruskan kaki di atas lantai berubin biru.

Baca juga: Impor Limbah Plastik Mengandung B3 Terus Terjadi, Ini Penyebabnya

Muslimah tak memungkiri sebagian masyarakat yang rumahnya dikelilingi pembakaran mengaku kerap merasakan sesak nafas.

"Banyak ya warga yang sesak napas mah. Cuma ya itu pembakarnya juga banyak. Kasihan kan yang punya anak kecil," ujarnya.

Sesak napas hingga infeksi saluran pernapasan (ISPA) belum lama ini diderita oleh bayi yang usianya baru genap satu bulan. Dalam sebuah rekaman video yang viral di media sosial disebutkan bahwa bayi itu menderita ispa karena pembakaran sampah B3 ilegal.

Dikabarkan, ada beberapa oknum yang secara sengaja membuang sampah B3 di lingkungan pemukiman warga untuk keuntungan secara pribadi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com