Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta tentang Kasus Anjing Serang ART hingga Tewas

Kompas.com - 03/09/2019, 12:12 WIB
Dean Pahrevi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang asisten rumah tangga bernama Yayan (35) tewas usai diserang seekor anjing di rumah majikannya, Jalan Langgar, RT 04, RW 04, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (30/8/2019).

Kapolsek Cipayung Kompol Abdul Rasyid mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan keluarga majikan korban, diperoleh informasi bahwa majikan korban berinisial TD (72) menyuruh korban untuk memberi makan anjing di dalam kandang.

Awalnya korban sempat takut. Namun karena baru bekerja dua minggu di rumah tersebut, korban pun menerima perintah majikannya itu. Saat korban membuka kandang, anjing itu langsung menyerang dan menerkam korban.

"Langsung nerkam, lukanya banyak ada di leher, di payudara, di dada, paling banyak dada tengah banyak luka cakaran," kata Abdul di Mapolsek Cipayung, Senin (2/9/2019).

Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Adhyaksa, tetapi luka yang diderita begitu parah sehingga korban dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Sesampainya di RS Polri, korban meninggal dunia.

TD terancam pidana

Abdul menyebut, TD bisa terancam pidana karena kelalaiannya menyuruh korban membuka kandang untuk memberi makan anjingnya yang diketahui ganas.

"Ya (terancam) pidana, ancamannya (pasal) 359 tentang kelalaian, karena kelalaiannya," ujar Abdul.

Baca juga: Gigit ART hingga Tewas, Anjing Belgian Malinois Bisa Kena Stigma Buruk

Polisi pun sudah memeriksa keluarga majikan beserta keluarga korban guna kepentingan penyelidikan.

Namun hingga saat ini polisi belum memeriksa TD yang tidak ada di rumahnya.

"Dari pihak pemilik anjing sudah diperiksa mulai dari bapak dan anaknya, kemudian keluarga korban dalam hal ini suaminya beserta keluarga lain dari Cianjur. Pemilik anjing memang menyuruh pembantunya untuk buka kandang. Padahal dia sudah bilang kalau takut sama anjing itu," ujar Abdul.

Tipe anjing pemburu

Sementara itu, Kepala Seksi Peternakan dan Kesehatan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Timur Irma Budiani mengatakan, anjing yang diberi nama Sparta itu merupakan anjing berjenis Malinois Belgia.

Anjing itu terkenal ganas dan merupakan tipe anjing pemburu yang biasa digunakan polisi.

"Anjing ini malinois yang memang anjing pemburu polisi yang diajar untuk menggigit," ujar Irma.

Irma menjelaskan, anjing itu terkenal bengis dan tidak akan berhenti mengoyak atau menghabisi tubuh mangsanya jika belum terluka parah atau mengeluarkan darah.

"Anjing ini pokoknya kalau belum mengoyak (mangsanya) sampai darah keluar, dia terus mengoyak sampai korbannya kelenger. Anjing pemburu ini," ujar Irma.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com