Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Menetap di Kampung Kusta karena Penyakitnya...

Kompas.com - 12/09/2019, 07:34 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Meski demikian, selama tinggal di Kampung Kusta dalam kurun waktu 4 bulan, istri dan keluarganya belum sekali pun menjenguk Hendra.

Tetapi Ia mengaku tak apa-apa dan memaklumi hal tersebut.

"Enggak apa-apa mungkin mereka sibuk," ujarnya.

Dari terpaksa menjadi betah di Kampung Kusta

Hampir mirip dengan Hendra, Juleha awalnya juga terpaksa tinggal di Kampung Kusta karena penyakit yang dideritanya.

Kurang lebih 20 tahun, Ia mencoba menerima kondisi maupun lingkungannya.

Mengalami penyakit kusta sedari duduk di bangku SD, membuat Juleha tegar. Ia lalu dibawa oleh keluarganya berobat di RS Sitanala.

Bersama tantenya, Juleha akhirnya menetap di Kampung Kusta.

"Dulu sama tante di sini. Sedih kan namanya masih muda tapi harus tinggal lingkungannya begini," tutur wanita 35 tahun ini.

Lama kelamaan, Juleha merasa bahwa kesedihannya justru tak berguna. Ia pun tak mungkin berbuat banyak karena dibatasi kondisi tubuhnya yang sakit.

Baca juga: Bukan Kutukan, Penyakit Kusta Diberantas dengan Gelang Permata

"Enggak mungkin meronta enggak tinggal di sini kan. Jadi ya sudah. Ternyata lama-lama justru betah," kata dia.

Ia mengaku ada hal di Kampung Kusta yang membuatnya nyaman, yakni kerukunan dan solidaritas antarwarga.

Bahkan mereka tak segan saling menolong satu sama lain termasuk urusan menjaga anak maupun urusan dapur.

"Kadang saling bagi-bagi sayur. Saya juga suka nitip anak. Mungkin karena kondisi kami kan hampir sama semua," ungkapnya.

Kondisi Juleha kini memang cukup memprihatinkan. Akibat kusta Ia harus rela kehilangan jari dan sebagian kakinya.

Untuk berjalan, Juleha menggunakan kaki palsu yang diterimanya gratis dari pemerintah.

"Sudah ada kali 10 tahunan pakai kaki palsu. Sekarang sudah mulai rusak, jadi kalau di rumah ngesot enggak pakai kaki ini. Lutut saya sering berdarah," cerita Juleha dengan mata berkaca-kaca.

Baca juga: Bisa Dicegah dan Obatnya Gratis, Kok Kusta Masih Ada di Indonesia?

Padahal, ibu tiga anak ini punya banyak tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga. Ia harus bertahan meski terkadang berjalan hanya menggunakan lutut.

"Kan kami punya anak kecil takut copot di jalan takut ngesot. Sekarang jalannya enggak jauh-jauh. Sebenarnya ingin punya kaki palsu yang baru takut ke mana-mana ngambil rapor nganter anak tapi kondisinya udah rusak," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com