Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironi Rumah Reyot di Tengah Apartemen Mewah di Thamrin...

Kompas.com - 21/09/2019, 06:31 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah metropolitan kota Jakarta ini, gedung-gedung tinggi nan mewah bisa ditemui di mana-mana. Bahkan, apartemen-apartemen mewah pun kerap dibangun di pusat kota Jakarta ini demi mendorong masyarakat Jakarta hingga pendatang untuk tinggal di kawasan itu.

Bukan suatu hal yang aneh juga, jika di Jakarta gedung-gedung tinggi kerap berdiri berdampingan dengan permukiman padat di sekitar gedung itu.

Namun ironisnya, ada satu rumah tua nan reyot yang berada di tengah tower Apartemen Thamrin Executive Residence, Jalan Kebon Kacang, Kampung Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Sekilas rumah reyot ini memang tak banyak diketahui orang lantaran setengah bangunan rumahnya ditutupi oleh tembok berisi tanaman hijau.

Sementara, jika dilihat dari atas Apartemen Thamrin Executive Residence, hanya tampak genting cokelat yang sudah usang. Sebab posisi rumah itu lebih rendah dibanding jalan.

Posisi rumah yang lebih rendah membuat penghuninya harus turun melewati tangga nan licin untuk masuk ke rumahnya.

Baca juga: Pertahankan Rumah di Tengah Kompleks Apartemen, Lies Tolak Tawaran Satu Unit hingga Uang Rp 3 M

Di depan rumahnya terdapat galon-galon hingga beberapa perlengkapan pemilik rumah. Meski kesannya rumah ini reyot dan tak terawat, namun pondasi bebatuan rumah ini memang tampak kuat.

Sebelum ada apartemen

Rumah ini diketahui milik Ibu Lies. Lies bercerita, rumah yang saat ini ia tinggali adalah rumah warisan nenek moyangnya terdahulu.

Ia tinggal di rumah itu sejak lahir hingga punya tiga anak. Bahkan anaknya sudah ada dua orang yang lulus S2.

"Anak saya sudah ada yang lulus dua orang dan tinggal satu yang masih duduk di kelas 6 SD," ujar Lies saat ditemui di rumahnya, Jumat (29/9/2019).

Wanita 64 tahun ini bercerita, sebelum adanya Apartemen Thamrin Executive Residence, lahan dekat rumahnya dahulu adalah tempat permukiman warga.

Bahkan, ada lapangan sepak bola yang biasa digunakan warga untuk berolahraga, bermain layangan, hingga bercengkerama dengan warga sekitar.

"Awalnya dua tiga rumah, lalu lama kelamaan menjadi 10 rumah lah dari pendatang, ada juga dari warga asli sini. Rumahnya pun tak berdempetan, tapi agak jauh dari satu rumah ke rumah lainnya," kata Lies.

Baca juga: BERITA FOTO: Rumah Reyot di Tengah Apartemen Mewah Thamrin Executive Residence

Namun, kenyamanan warga untuk tinggal pun direnggut oleh para preman yang meminta rumah warga untuk dijual dan pindah dari rumahnya.

Karena merasa tertindas dan tak nyaman akan tekanan para preman yang setiap hari mengganggu aktifitas warga, akhirnya satu per satu warga mulai menjual rumahnya ke pemilik apartemen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com