Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo di DPR, 11 Mahasiswa Masih Dirawat, 1 Kritis

Kompas.com - 27/09/2019, 07:15 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Aksi demonstrasi mahasiswa dan pelajar di sekitar Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, pada Selasa (24/9/2019) dan Rabu berujung ricuh.

Para mahasiwa menolak pengesahan revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) dan Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP). Aksi unjuk rasa mereka berujung rusuh hingga larut malam.

Akibatnya, sejumlah fasilitas publik rusak dan sejumlah ruas jalan ditutup, termasuk jalan Tol Dalam Kota.

Aksi unjuk rasa juga berlangsung keesokan harinya, Rabu. Namun, kali ini aksi dilakukan oleh siswa Sekolah Teknik Mesin (STM).

Baca juga: 7 Fakta Pelajar Ikut Demo Mahasiswa, Kepung Gedung DPRD hingga Bawa Senjata Tajam

Tujuan mereka tampaknya tak seperti mahasiswa yang menolak UU KPK maupun RKUHP. Sebab, belum sampai di Gedung DPR para pelajar ini sudah melempar batu, petasan, hingga bom molotov ke arah polisi.

Polisi akhirnya menembakkan gas air mata dan terjadi saling lempar batu dengan massa. Bentrokaan massa juga terjadi hingga malam hari.

Jatuh korban

Aksi dalam dua hari tersebut menimbulkan korban luka, baik dari demonstran maupun polisi.

Polisi menahan demonstran yang masih berkeliaran hingga jelang tengah malam.

Hingga Rabu lalu, diketahui ada 273 orang sempat dirawat di rumah sakit setelah demo di sekitar Gedung DPR. Namun, sebagian besar dari mereka sudah dipulangkan. Tersisa belasan pasien yaang masish dirawat intensif.

"Per jam 10.00 WIB tadi pagi, yang masih dirawat di rumah sakit jumlahnya 19 orang. Ada di beberapa rumah sakit, yang paling banyak 11 orang di RSAL Mintoharjo, sama RSPP ada tiga orang," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Rabu.

Anies mengatakan, sebanyak 24 rumah sakit disiagakan untuk merawat korban. Korban paling banyak dibawa ke Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Mintoharjo dan Rumah Sakit Pusat Pertamina.

Pelajar melakukan Aksi Tolak RUKHP di Belakang Gedung DPR/MPR, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (25/9/2019).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pelajar melakukan Aksi Tolak RUKHP di Belakang Gedung DPR/MPR, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (25/9/2019).

Anies menyampaikan, kebanyakan pasien yang dirawat karena sesak napas, kurang gula, dan kelelahan.

Dari total korban yang dirawat di rumah sakit, ada tiga orang yang harus dioperasi. Tiga korban itu mengalami luka serius.

"Ada tiga pasien yang dilakukan operasi karena pendarahan selaput otak, pendarahan otak, dan trauma tulang belakang," kata dia.

Baca juga: RSPP: 90 Mahasiswa Dirawat, Tak Ada yang Terkena Peluru

Sementara dari data Polda Metro Jaya, sebanyak 265 mahasiswa mengalami luka-luka pascademo itu. Dari jumlah tersebut terdapat sejumlah mahasiswa yang harus dirawat inap di sejumlah rumah sakit.

"Kami sudah mendatakan ada sebanyak 254 (mahasiswa) yang dirawat jalan di beberapa rumah sakit. Kemudian, ada 11 orang yang dirawat inap," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono.

Gatot belum menyebutkan penyebab luka-luka yang dialami mahasiswa. Namun kata dia, beberapa mahasiswa dirawat karena terkena gas air mata.

"Ada mahasiswa yang kena gas air mata. Kemudian, karena dorongan mereka lari dan lain-lain kami masih dalami sebabnya apa," ujar Gatot.

Direktur Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Dr Kurniawan Iskandarsyah mengatakan, total ada 90 pasien yang merupakan demonstran mendatangi RSPP untuk mendapatkan pengobatan pada Selasa sore hingga malam hari. Dari 90 orang tersebut, hanya tiga orang yang dirawat inap di RSPP.

Satu di antaranya dirawat di ruang ICU.

"Kami belum bisa beri informasi nama, kami harus izin keluarga, sementara tiga orang ini laki-laki dengan usia 1 orang 19 tahun, yang 2 orang 20 tahun," ujar Kurniawan.

Sementara itu, Agus W Susetyo, Head of Business Management RSPP menyampaikan dari seluruh pasien yang mendatangi RSPP, semuanya bisa ditangani pihak rumah sakit.

Dua orang korban mengalami trauma tumpul di bagian kepala dan satu orang mengalami memar di bagian punggung. Salah satu korban yang mengalami trauma di bagian kepala dirawat intensif di ruang ICU.

Meski begitu, dokter menyebutkan ketiganya dalam kondisi stabil tetapi belum bisa dirawat secara konservatif. Pihak dokter tidak bisa memastikan penyebab dari trauma tumpul yang dialami korban.

"Trauma tumpul itu bisa terjatuh, terbentur temennya, bisa kena barang keras, penyebab aslinya kita enggak bisa tahu," ujar Agus.

Mahasiswa Al Azhar sempat kritis

Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia, Faisal Amir, ditemukan tak sadarkan diri di kawasan Senayan, Selasa sekitar pukul 19.00 WIB. Ia dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD) RS Pelni oleh teman-temannya dan sejumlah pegawai proyek.

Tim dokter di IGD RS Pelni kemudian memeriksa kondisi Faisal.

Baca juga: Mahasiswa Al Azhar Faisal Amir Belum Bisa Ingat Peristiwa yang Menimpanya

Hasilnya, Faisal mengalami pendarahan di kepala dan patah tulang pada bahu kanan.

Faisal kemudian menjalani dua operasi dan sempat kritis. Namun, pada Kamis kemarin ia sudah bisa berkomunikasi dengan keluarga.

Mahasiswa yang melakukan Aksi Tolak RUKHP di Depan Gedung DPR/MPR dIpukul mundur Polisi hingga Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).KOMPAS.com/M ZAENUDDIN Mahasiswa yang melakukan Aksi Tolak RUKHP di Depan Gedung DPR/MPR dIpukul mundur Polisi hingga Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).

Ratu Agung, ibunda Faisal mengatakan, putranya sudah mulai bisa berbicara dan bisa mengenali keluarganya.

"Alhamdulilah pagi tadi tadi pas saya lihat, dia bicara dengan saya dan papanya. Terus pas di tanya siapa saya dia kenal papah mamahnya, terus kenal siapa dirinya, sama sekolahnya di mana, alamatnya di mana sudah hafal dia," ujar Ratu saat ditemui di Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta Pusat.

Ratu mengungkapkan, Faisal sempat mengeluarkan air mata setelah sadar dan bertemu keluarga. Ia merasa senang kondisi anaknya sudah lebih baik.

"Alhamdulilah setelah 24 jam ya dia bedah saraf anak itu bisa berbicara dan ingat kami. Kami bersyukur sekali, banyak yang doain," kata dia.

Meski membaik, Ratu mengatakan, anaknya itu belum bisa terlalu banyak diajak berbicara. Apalagi terkait peristiwa yang terjadi padanya.

Ratu mengatakan dokter juga mengingatkan bahwa anaknya masih trauma.

11 pelajar sempat dirawat

Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta Pusat menangani 11 orang korban dalam demo pelajar, Rabu. Direktur Rumah Sakit Pelni dr Dewi Fankhuningdyah, menyatakan, 11 orang itu telah dipulangkan.

"Semuanya kemarin sore hingga pagi ini sudah dipulangkan 11 orang. Semuanya luka ringan dan rawat jalan," ujar Dewi di Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta Pusat, Kamis.

Luka ringan yang dialami korban, kata Dewi, rata-rata karena terkena gas air mata.

"Semua luka ringan kena gas air mata dan luka lecet. Belum dapat ditentukan (apakah lukanya karena benda tumpul)," katanya.

Baca juga: RS Pelni Tangani 11 Korban Demo Pelajar di DPR

Ia mengatakan, rata-rata korban aksi tersebut berstatus pelajar.

"Mereka ada yang pakaian seragam ada yang tidak pakai seragam. Statusnya rata-rata pelajar," ujar Dewi.

Tiga mahasiswa sempat hilang

Tiga mahasiswa yang ikut aksi demo di depan Gedung DPR/MPR RI sempat dikabarkan hilang.

Ketiganya adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, yakni  Iqbal Fadli dari Fakultas Tarbiyah, Firman Irsan Mawardi jurusan Ilmu Politik, dan Dodi Kurniawan jurusan Sosiologi. Belakangan diketahui bahwa mereka ditangkap polisi.

Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sultan Rivandi mengatakan, Firman sudah dipulangkan polisi pada Kamis pagi. Sementara Iqbal dan Dodi masih ditahan.

Dema UIN Syarif Hidayatullah Jakarta didampingi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta masih berupaya agar Iqbal dan Dodi juga segera dibebaskan.

"Satu orang tadi pagi sudah dikeluarkan. Nah, dua lagi belum ada kabar. Tim kami sedang ada di Polda untuk memastikan agar semuanya bisa keluar hari ini," ujar Sultan.

Sultan menuturkan, Iqbal ditangkap karena terjebak kerusuhan di sekitar Palmerah.

Sementara Firman dan Dodi ditangkap saat menyisir teman-temannya di sekitar Senayan City. Mereka ditangkap sekitar pukul 23.30 WIB.

Sultan menjelaskan, kejadian itu bermula saat aksi unjuk rasa mahasiswa di sekitar Gedung DPR/MPR mulai ricuh. Sultan langsung menarik mundur semua mahasiswa UIN Jakarta.

Namun, Sultan menugaskan Firman dan Dodi untuk menyisir teman-temannya agar tidak ada yang ketinggalan di lokasi kerusuhan. Saat itulah Firman dan Dodi ditangkap polisi.

"Mereka pulang agak sedikit larut dan pada saat di depan Senayan City, dia ketahuan sama polisi menggunakan (jaket) almamater, padahal memang saya tugaskan untuk menyisir dan membeli makanan untuk anak-anak yang ada di Ciputat. Dan satu lagi, Iqbal, dia terjebak di Palmerah," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com