Salin Artikel

Demo di DPR, 11 Mahasiswa Masih Dirawat, 1 Kritis

Para mahasiwa menolak pengesahan revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) dan Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP). Aksi unjuk rasa mereka berujung rusuh hingga larut malam.

Akibatnya, sejumlah fasilitas publik rusak dan sejumlah ruas jalan ditutup, termasuk jalan Tol Dalam Kota.

Aksi unjuk rasa juga berlangsung keesokan harinya, Rabu. Namun, kali ini aksi dilakukan oleh siswa Sekolah Teknik Mesin (STM).

Tujuan mereka tampaknya tak seperti mahasiswa yang menolak UU KPK maupun RKUHP. Sebab, belum sampai di Gedung DPR para pelajar ini sudah melempar batu, petasan, hingga bom molotov ke arah polisi.

Polisi akhirnya menembakkan gas air mata dan terjadi saling lempar batu dengan massa. Bentrokaan massa juga terjadi hingga malam hari.

Jatuh korban

Aksi dalam dua hari tersebut menimbulkan korban luka, baik dari demonstran maupun polisi.

Polisi menahan demonstran yang masih berkeliaran hingga jelang tengah malam.

Hingga Rabu lalu, diketahui ada 273 orang sempat dirawat di rumah sakit setelah demo di sekitar Gedung DPR. Namun, sebagian besar dari mereka sudah dipulangkan. Tersisa belasan pasien yaang masish dirawat intensif.

"Per jam 10.00 WIB tadi pagi, yang masih dirawat di rumah sakit jumlahnya 19 orang. Ada di beberapa rumah sakit, yang paling banyak 11 orang di RSAL Mintoharjo, sama RSPP ada tiga orang," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Rabu.

Anies mengatakan, sebanyak 24 rumah sakit disiagakan untuk merawat korban. Korban paling banyak dibawa ke Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Mintoharjo dan Rumah Sakit Pusat Pertamina.

Anies menyampaikan, kebanyakan pasien yang dirawat karena sesak napas, kurang gula, dan kelelahan.

Dari total korban yang dirawat di rumah sakit, ada tiga orang yang harus dioperasi. Tiga korban itu mengalami luka serius.

"Ada tiga pasien yang dilakukan operasi karena pendarahan selaput otak, pendarahan otak, dan trauma tulang belakang," kata dia.

Sementara dari data Polda Metro Jaya, sebanyak 265 mahasiswa mengalami luka-luka pascademo itu. Dari jumlah tersebut terdapat sejumlah mahasiswa yang harus dirawat inap di sejumlah rumah sakit.

"Kami sudah mendatakan ada sebanyak 254 (mahasiswa) yang dirawat jalan di beberapa rumah sakit. Kemudian, ada 11 orang yang dirawat inap," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono.

Gatot belum menyebutkan penyebab luka-luka yang dialami mahasiswa. Namun kata dia, beberapa mahasiswa dirawat karena terkena gas air mata.

"Ada mahasiswa yang kena gas air mata. Kemudian, karena dorongan mereka lari dan lain-lain kami masih dalami sebabnya apa," ujar Gatot.

Direktur Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Dr Kurniawan Iskandarsyah mengatakan, total ada 90 pasien yang merupakan demonstran mendatangi RSPP untuk mendapatkan pengobatan pada Selasa sore hingga malam hari. Dari 90 orang tersebut, hanya tiga orang yang dirawat inap di RSPP.

Satu di antaranya dirawat di ruang ICU.

"Kami belum bisa beri informasi nama, kami harus izin keluarga, sementara tiga orang ini laki-laki dengan usia 1 orang 19 tahun, yang 2 orang 20 tahun," ujar Kurniawan.

Sementara itu, Agus W Susetyo, Head of Business Management RSPP menyampaikan dari seluruh pasien yang mendatangi RSPP, semuanya bisa ditangani pihak rumah sakit.

Dua orang korban mengalami trauma tumpul di bagian kepala dan satu orang mengalami memar di bagian punggung. Salah satu korban yang mengalami trauma di bagian kepala dirawat intensif di ruang ICU.

Meski begitu, dokter menyebutkan ketiganya dalam kondisi stabil tetapi belum bisa dirawat secara konservatif. Pihak dokter tidak bisa memastikan penyebab dari trauma tumpul yang dialami korban.

"Trauma tumpul itu bisa terjatuh, terbentur temennya, bisa kena barang keras, penyebab aslinya kita enggak bisa tahu," ujar Agus.

Mahasiswa Al Azhar sempat kritis

Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia, Faisal Amir, ditemukan tak sadarkan diri di kawasan Senayan, Selasa sekitar pukul 19.00 WIB. Ia dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD) RS Pelni oleh teman-temannya dan sejumlah pegawai proyek.

Tim dokter di IGD RS Pelni kemudian memeriksa kondisi Faisal.

Hasilnya, Faisal mengalami pendarahan di kepala dan patah tulang pada bahu kanan.

Faisal kemudian menjalani dua operasi dan sempat kritis. Namun, pada Kamis kemarin ia sudah bisa berkomunikasi dengan keluarga.

Ratu Agung, ibunda Faisal mengatakan, putranya sudah mulai bisa berbicara dan bisa mengenali keluarganya.

"Alhamdulilah pagi tadi tadi pas saya lihat, dia bicara dengan saya dan papanya. Terus pas di tanya siapa saya dia kenal papah mamahnya, terus kenal siapa dirinya, sama sekolahnya di mana, alamatnya di mana sudah hafal dia," ujar Ratu saat ditemui di Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta Pusat.

Ratu mengungkapkan, Faisal sempat mengeluarkan air mata setelah sadar dan bertemu keluarga. Ia merasa senang kondisi anaknya sudah lebih baik.

"Alhamdulilah setelah 24 jam ya dia bedah saraf anak itu bisa berbicara dan ingat kami. Kami bersyukur sekali, banyak yang doain," kata dia.

Meski membaik, Ratu mengatakan, anaknya itu belum bisa terlalu banyak diajak berbicara. Apalagi terkait peristiwa yang terjadi padanya.

Ratu mengatakan dokter juga mengingatkan bahwa anaknya masih trauma.

11 pelajar sempat dirawat

Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta Pusat menangani 11 orang korban dalam demo pelajar, Rabu. Direktur Rumah Sakit Pelni dr Dewi Fankhuningdyah, menyatakan, 11 orang itu telah dipulangkan.

"Semuanya kemarin sore hingga pagi ini sudah dipulangkan 11 orang. Semuanya luka ringan dan rawat jalan," ujar Dewi di Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta Pusat, Kamis.

Luka ringan yang dialami korban, kata Dewi, rata-rata karena terkena gas air mata.

"Semua luka ringan kena gas air mata dan luka lecet. Belum dapat ditentukan (apakah lukanya karena benda tumpul)," katanya.

Ia mengatakan, rata-rata korban aksi tersebut berstatus pelajar.

"Mereka ada yang pakaian seragam ada yang tidak pakai seragam. Statusnya rata-rata pelajar," ujar Dewi.

Tiga mahasiswa sempat hilang

Tiga mahasiswa yang ikut aksi demo di depan Gedung DPR/MPR RI sempat dikabarkan hilang.

Ketiganya adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, yakni  Iqbal Fadli dari Fakultas Tarbiyah, Firman Irsan Mawardi jurusan Ilmu Politik, dan Dodi Kurniawan jurusan Sosiologi. Belakangan diketahui bahwa mereka ditangkap polisi.

Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sultan Rivandi mengatakan, Firman sudah dipulangkan polisi pada Kamis pagi. Sementara Iqbal dan Dodi masih ditahan.

Dema UIN Syarif Hidayatullah Jakarta didampingi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta masih berupaya agar Iqbal dan Dodi juga segera dibebaskan.

"Satu orang tadi pagi sudah dikeluarkan. Nah, dua lagi belum ada kabar. Tim kami sedang ada di Polda untuk memastikan agar semuanya bisa keluar hari ini," ujar Sultan.

Sultan menuturkan, Iqbal ditangkap karena terjebak kerusuhan di sekitar Palmerah.

Sementara Firman dan Dodi ditangkap saat menyisir teman-temannya di sekitar Senayan City. Mereka ditangkap sekitar pukul 23.30 WIB.

Sultan menjelaskan, kejadian itu bermula saat aksi unjuk rasa mahasiswa di sekitar Gedung DPR/MPR mulai ricuh. Sultan langsung menarik mundur semua mahasiswa UIN Jakarta.

Namun, Sultan menugaskan Firman dan Dodi untuk menyisir teman-temannya agar tidak ada yang ketinggalan di lokasi kerusuhan. Saat itulah Firman dan Dodi ditangkap polisi.

"Mereka pulang agak sedikit larut dan pada saat di depan Senayan City, dia ketahuan sama polisi menggunakan (jaket) almamater, padahal memang saya tugaskan untuk menyisir dan membeli makanan untuk anak-anak yang ada di Ciputat. Dan satu lagi, Iqbal, dia terjebak di Palmerah," kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/27/07150341/demo-di-dpr-11-mahasiswa-masih-dirawat-1-kritis

Terkini Lainnya

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Megapolitan
Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Megapolitan
Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Megapolitan
Pabrik Arang di Balekambang Baru Disegel, Warga Sudah Hirup Asap Pembakaran Arang Selama 15 Tahun

Pabrik Arang di Balekambang Baru Disegel, Warga Sudah Hirup Asap Pembakaran Arang Selama 15 Tahun

Megapolitan
Baru Kerja Sebulan, Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris Gelapkan Uang Rp 172 Juta

Baru Kerja Sebulan, Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris Gelapkan Uang Rp 172 Juta

Megapolitan
Sudah 4 Bulan Permukiman Cipayung Depok Banjir, Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terputus

Sudah 4 Bulan Permukiman Cipayung Depok Banjir, Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terputus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke