BEKASI, KOMPAS.com - Bunga bangkai langka yang tumbuh di SDN Kayuringin Jaya II, Bekasi Selatan rupanya tidak muncul begitu saja.
Nana (56), penjaga sekolah tersebut, pernah menebarkan bibit bunga bangkai yang ia sebut "suweg" itu lebih dari setahun lalu.
Kala itu, ia iseng saja membawa bibit suweg dari kampungnya di Sumedang, Jawa Barat.
Tak disangka, bibit tersebut bisa merekah jadi bunga bangkai.
"Saya bawa iseng saja sebulat gede begini. Terus dikupas pakai pisau kulitnya, disebar saja. Enggak ada niat buat sengaja ditanam," kata Nana saat ditemui Kompas.com, Jumat (4/10/2019).
Baca juga: Bunga Bangkai Langka Tumbuh di Sekolah Bekasi
Nana menuturkan, di kampungnya, suweg bukan tanaman langka. Banyak warga menanam suweg untuk kemudian dimasak umbinya yang "seperti talas".
"Biasanya dia ya kayak pohon pepaya saja, kuncupnya tumbuh begini bertunas kecil dulu habis itu rimbun daunnya. Di bawahnya ada umbi. Nah talasnya itu dimakan, enak," jelas dia.
"Makanya saya kaget juga ternyata bisa jadi kayak begini," tambah Nana.
Baca juga: Cerita Penjaga Sekolah soal Bunga Bangkai Tumbuh di Sekolah di Bekasi
Ia kemudian menunjukkan titik-titik lain yang seingatnya pernah ia tebarkan bibit suweg. Saat digali, baru ada tunas-tunas mungil yang tumbuh di sana.
Sebagai perbandingan, di Rumah Perubahan yang didirikan pakar ilmu manajemen Rhenald Kasali, bunga bangkai raksasa yang ia tanam baru mekar sempurna pada minggu pertama Februari 2016, setelah 10 tahun disemai.
Nana menduga, bunga bangkai itu bisa tumbuh karena bibitnya terpendam di tanah yang cukup subur.
Kesuburan itu didapat dari hasil pembakaran sampah yang ditaburi ke halaman sekolah.
"(Pohon) yang lain mah diurus, maksudnya memang saya sengaja tanam. Kalau ini memang tahu-tahu muncul saja. Ini pohon-pohon semua yang saya tanam bisa berbuah, kayak jeruk, mangga, itu dari bakaran sampah," ujar Nana yang mengaku telah 14 tahun menjaga sekolah.
Tiga hari sejak kemunculan "jantung" tadi, tunas itu merekah menjadi bunga berukuran besar. Ia pun menginformasikan kemunculan tersebut pada para guru.
"Baunya sudah dua hari lalu muncul kalau sore ke malam, kayak bangkai tikus gitu. Nah ini banyak lalat karena disobek sama anak-anak," sebut Nana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.