Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunga Bangkai di Sekolah Bekasi Butuh Setahun untuk Tumbuh

Kompas.com - 04/10/2019, 14:47 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Bunga bangkai langka yang tumbuh di SDN Kayuringin Jaya II, Bekasi Selatan rupanya tidak muncul begitu saja.

Nana (56), penjaga sekolah tersebut, pernah menebarkan bibit bunga bangkai yang ia sebut "suweg" itu lebih dari setahun lalu.

Kala itu, ia iseng saja membawa bibit suweg dari kampungnya di Sumedang, Jawa Barat.

Tak disangka, bibit tersebut bisa merekah jadi bunga bangkai.

"Saya bawa iseng saja sebulat gede begini. Terus dikupas pakai pisau kulitnya, disebar saja. Enggak ada niat buat sengaja ditanam," kata Nana saat ditemui Kompas.com, Jumat (4/10/2019).

Baca juga: Bunga Bangkai Langka Tumbuh di Sekolah Bekasi

Nana menuturkan, di kampungnya, suweg bukan tanaman langka. Banyak warga menanam suweg untuk kemudian dimasak umbinya yang "seperti talas".

"Biasanya dia ya kayak pohon pepaya saja, kuncupnya tumbuh begini bertunas kecil dulu habis itu rimbun daunnya. Di bawahnya ada umbi. Nah talasnya itu dimakan, enak," jelas dia.

"Makanya saya kaget juga ternyata bisa jadi kayak begini," tambah Nana.

Baca juga: Cerita Penjaga Sekolah soal Bunga Bangkai Tumbuh di Sekolah di Bekasi

Ia kemudian menunjukkan titik-titik lain yang seingatnya pernah ia tebarkan bibit suweg. Saat digali, baru ada tunas-tunas mungil yang tumbuh di sana.

Sebagai perbandingan, di Rumah Perubahan yang didirikan pakar ilmu manajemen Rhenald Kasali, bunga bangkai raksasa yang ia tanam baru mekar sempurna pada minggu pertama Februari 2016, setelah 10 tahun disemai.

Nana menduga, bunga bangkai itu bisa tumbuh karena bibitnya terpendam di tanah yang cukup subur.

Kesuburan itu didapat dari hasil pembakaran sampah yang ditaburi ke halaman sekolah.

"(Pohon) yang lain mah diurus, maksudnya memang saya sengaja tanam. Kalau ini memang tahu-tahu muncul saja. Ini pohon-pohon semua yang saya tanam bisa berbuah, kayak jeruk, mangga, itu dari bakaran sampah," ujar Nana yang mengaku telah 14 tahun menjaga sekolah.

Tiga hari sejak kemunculan "jantung" tadi, tunas itu merekah menjadi bunga berukuran besar. Ia pun menginformasikan kemunculan tersebut pada para guru.

"Baunya sudah dua hari lalu muncul kalau sore ke malam, kayak bangkai tikus gitu. Nah ini banyak lalat karena disobek sama anak-anak," sebut Nana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com