Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Hanya Tanggung 3 Bulan, Keluarga Korban Demo di DPR Khawatir Biaya Pengobatan Selanjutnya

Kompas.com - 09/10/2019, 20:55 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Rosminah, ibunda Akbar Alamsyah (19), korban pelajar demo DPR berharap anaknya cepat pulih dari koma yang saat ini sudah berjalan tiga belas hari.

Adapun Akbar adalah salah satu demonstran di sekitar parlemen beberapa waktu lalu. Saat ini Akbar dalam kondisi koma di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

Rosminah mengaku, saat ini biaya perawatan Akbar di rumah sakit ditanggung oleh Polri.

Namun, bantuan itu hanya untuk jangka waktu tiga bulan.

"Ini Polri bilang kami dibantu tiga bulan. Saya inginnya Akbar cepat pulih. Akbar menggunakan alat bantuan untuk napas. Sarafnya juga rusak sehingga dia harus cuci ginjal. Nantinya kalau sudah sadar baru kepalanya dioperasi lagi untuk dilihat bagian sarafnya yang rusak," kata Rosminah di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (9/10/2019).

Baca juga: Ibunda Akbar Fokus Perawatan Anaknya yang Masih Koma

Ia khawatir biaya setelah tiga bulan ke depan. Bahkan, ia pun tak tahu bagaimana keadaan Akbar nantinya setelah pulang dari rumah sakit.

Rosminah khawatir tak bisa membiayai perawatan anaknya. Sebab suaminya hanya pegawai serabutan, sementara dirinya ibu rumah tangga.

"Saya kan tidak tahu nantinya ke depannya Akbar akan bagaimana kesehatannya setelah operasi. Pasti harus ada perawatan bagaimana itu kan butuh biaya," ucapnya.

Ia pun kini hanya bisa berserah dan berdoa untuk kesembuhan anaknya. Rosminah berharap anaknya diangkat dari penyakitnya.

"Saya berharap Akbar sembuh dari sakitnya, bisa kumpul bareng lagi," katanya.

Baca juga: Menurut Ibu Akbar, Polisi Sempat Tawarkan Uang Rp 10 Juta, tapi Ditolak

Sebelumnya, Alamsyah Akbar diketahui merupakan salah satu korban demo pelajar yang terjadi di area DPR/ MPR RI, Jakarta Pusat.

Menjelang malam hari, demo pelajar yang terjadi pada tanggal 25 September 2019 berakhir ricuh.

Massa ricuh itu diketahui menyebar di daerah Petamburan, Slipi, dan Gelora Bung Karno.

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra menyebut Akbar koma setelah menghindari keributan.

"Kami menemukan saksi (yang melihat) yang bersangkutan (Akbar) jatuh saat melompat pagar. Sementara dugaannya yang bersangkutan luka bukan akibat kekerasan, tapi karena insiden itu (jatuh dari pagar)," kata Asep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Megapolitan
Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com