Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies: Kampung Melayu Masih Banjir padahal Sungai Sudah Dinormalisasi

Kompas.com - 15/10/2019, 19:37 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, masih dilanda banjir meskipun Sungai Ciliwung di area tersebut sudah dinormalisasi.

"Lihat beberapa bulan lalu ketika kawasan Kampung Melayu banjir, padahal di situ sudah dilakukan normalisasi, dan justru banjirnya di kawasan yang sudah terjadi normalisasi," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (15/10/2019).

Anies menyampaikan, banjir masih terjadi di wilayah yang sungainya sudah dinormalisasi karena volume air di daerah hulu tidak dikendalikan.

Baca juga: Revitalisasi Kampung Melayu, Wali Kota Hendi akan Bangun Water Front City

Karena itu, Anies mendorong percepatan pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengurangi masalah banjir di Jakarta.

"Saya berbicara juga dengan Pak Menteri PUPR, bahkan beberapa hari yang lalu dengan Pak Presiden, juga soal percepatan bendungan-bendungan yang dibangun di hulu," kata dia.

Anies juga mendorong pemerintah daerah di hulu untuk membangun kolam-kolam retensi untuk menampung volume air. Dengan demikian, volume air yang dialirkan ke hilir atau Jakarta bisa dikendalikan.

"Strategi yang harus kita dorong lebih jauh adalah membangun kolam-kolam retensi di hulu sehingga volume air yang masuk ke Jakarta itu terkendali," ucap Anies.

Menurut Anies, program pengendalian banjir apa pun yang dilakukan di Jakarta tidak akan berhasil jika volume air di hulu tidak dikendalikan.

Proyek normalisasi sungai untuk mengalirkan air ke laut tak akan berhasil karena permukaan laut lebih tinggi dari permukaan tanah sebagian wilayah Jakarta. Air yang dialirkan ke laut akan kembali melimpas ke daratan.

"Selama volume air dari hulu tidak dikendalikan, maka sebesar apa pun yang kita buat, secepat apa pun jalur sampai ke laut, kita akan selalu menghadapi masalah," ujar Anies.

Pemprov DKI mengusulkan anggaran bantuan keuangan untuk tiga pemerintah daerah di sekitar Jakarta buat mengatasi permasalahan banjir.

Anggaran itu diusulkan dalam kebijakan umum anggaran-prioritas plafon anggaran sementara (KUA-PPAS) untuk rancangan APBD DKI Jakarta 2020.

Anggaran bantuan keuangan yang diusulkan yakni Rp 53 miliar untuk Pemerintah Kota Depok, Rp 44 miliar untuk Pemerintah Kota Bogor, dan Rp 11,05 miliar untuk Pemerintah Kabupaten Bogor.

Pemprov DKI akan memberi bantuan keuangan bagi Pemkot Depok untuk merevitalisasi sejumlah situ dan danau, sementara bantuan keuangan akan diberikan kepada Pemkot dan Pemkab Bogor untuk membangun kolam retensi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com